Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Peduli Sampah Nasional, Ini 5 Solusi Mengatasi Masalah Sampah

Kompas.com - 21/02/2019, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Mengatasi masalah sampah di lingkungan terdekat bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau petugas kebersihan, tetapi juga kita bersama.

Selain membuang sampah di tempatnya, anak bangsa dari seluruh penjuru nusantara telah membuat berbagai terobosan untuk mengurangi sampah lewat proses daur ulang.

Berikut kami rangkum beberapa terobosan karya anak bangsa yang patut diapresiasi dan dikembangkan.

Baca juga: Paus Mati di Wakatobi, Bukti Nyata Indonesia Darurat Sampah Plastik

1. Urai sampah organik dengan ulat dan lalat

UPS Merdeka 2, Sukmajaya, Depok, Rabu (20/2/2019).KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA UPS Merdeka 2, Sukmajaya, Depok, Rabu (20/2/2019).
Pemerintah kota depok berinovasi menggunakan ulat maggot atau black soldier fly untuk mengurai sampah organik di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Depok.

Sejak masih menjadi larva hingga ulat, maggot mengonsumsi sampah organik.

Pemkot Depok memanfaatkan sampah dari pasar dan rumah tangga warga. Mereka meminta masyarakat untuk memilah sampahnya sendiri.

"Kami meminjamkan ember sebagai wadah untuk meletakkan sampah organik," kata Heriyanto, Kepala UPS Merdeka 2.

Warga yang telah memilah sampahnya dan mengirim ke UPS nantinya akan diberi pupuk secara gratis.

Menurut Heriyanto, ulat maggot akan berkembang menjadi lalat yang nantinya bisa menglah puluhan ton sampah organik dalam 15 hari.

Maggot juga bisa digunakan sebagai pakan ikan dan unggas, atau dimanfaatkan sebagai pestisida alami dengan cara digiling dan diambil cairannya.

Heriyanto berkata, sampah yang diurai maggot bisa menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.

Baca selengkapnya: Tempat Pengolahan di Depok Ini Pakai Ulat dan Lalat untuk Urai Sampah Organik

2. Sampah plastik jadi emas

PT. Pegadaian dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengembangkan Bank Sampah di obyek wisata Pulau Merah Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Di bank sampah tersebut, masyarakat bisa mengkonversi sampah menjadi emas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com