Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2019, 12:56 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kanker serviks adalah momok bagi para perempuan. Menurut data Globocon 2018, kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 jiwa.

Melansir Tribunnews, angka kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun. Ini artinya, ada sekitar 50 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks.

Angka itu melonjak tajam dibanding data Globocon pada 2012 yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker serviks sebagai jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita dan mematikan. Ditambah, kanker ini paling banyak ditemukan di negara berkembang dibanding negara maju.

Baca juga: WHO Serukan Tindakan Cepat Basmi Kanker Serviks

Menurut Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), data terbaru Globocon selaras dengan penelitian di Indonesia, yang menemukan insiden kanker serviks 1 dari 1.000 perempuan.

"Sekitar 80 persen pasien datang dalam stadium lanjut, dan 94 persen pasien stadium lanjut, meninggal dalam waktu dua tahun. Kalau dirata-rata, sekitar 40 sampai 60 perempuan meninggal dalam sehari (karena kanker serviks)," tutur Prof. Andri, Ketua HOGI (Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia) dilansir Tribunnews.

Melansir Hello Sehat, kanker serviks atau yang juga disebut kanker leher rahim terjadi saat sel-sel di serviks tidak normal dan berkembang terus menerus hingga akhirnya susah dikendalikan.

Sel-sel abnormal itu bisa berkembang dengan sangat cepat sehingga mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas nantinya dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Penyebab kanker serviks

Sekitar 80 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) yang sering ditularkan melalui hubungan seksual.

Ada lebih dari 100 jenis HPV, tapi yang bisa menyebabkan kanker serviks sejauh ini baru diketahui kira-kira 13 jenis.

Saat HPV masuk ke tubuh perempuan, ia akan menghasilkan dua jenis protein berbahaya, yakni E6 dan E7.

Kedua protein ini bisa menonaktifkan gen tertentu yang bertugas menghentikan perkembangan tumor.

Selain menonaktifkan gen pelindung tumor, kedua protein juga memicu pertumbuhan sel dinding rahim secara agresif dan menyebabkan perubahan gen atau mutasi gen.

Mutasi gen itulah yang akhirnya menjadi penyebab kanker serviks berkembang dalam tubuh.

Andri menegaskan, para perempuan harus sadar betul akan pentingnya pencegahan kanker serviks. Pencegahan sendiri dapat dilakukan secara primer atau sekunder.

Pencegahan primer dengan melakukan vaksinasi. Sementara sekunder dengan melakukan skrining atau deteksi dini.

Baca juga: Kanker Serviks Tak Selalu akibat Seks Bebas, Hapus Stigma Itu

Fungsi leher rahim atau serviks

Untuk diketahui, leher rahim atau serviks merupakan organ penting berbentuk tabung yang menghubungkan vagina dan rahim.

Leher rahim memiliki fungsi untuk mengeluarkan lendir rahim. Lendir rahim sendiri berfungsi sebagai perlindungan alami tubuh dari bakteri yang berasal dari luar tubuh.

Selain itu, lendir rahim berfungsi membantu sperma berenang menuju ovum dalam proses reproduksi juga sebagai jalan lahirnya bayi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com