Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Sebagian Besar Megafauna Dunia Punah karena Dikonsumsi Manusia

Kompas.com - 15/02/2019, 07:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seberapa rakuskah manusia? Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Conservation Letters mungkin bisa sedikit banyak memberikan gambaran mengenai itu.

Studi mengungkapkan jika manusia telah memakan sebagian besar megafauna atau hewan besar di dunia. Termasuk di dalam klasifikasi ini adalah paus, hiu, kura-kura laut, buaya, salamander raksasa, singa, harimau, beruang, gajah, jerapah, serta badak.

Perilaku itu tak ayal membuat hewan-hewan tersebut berada dalam ambang kepunahan.

Para ilmuwan menyurvei populasi dari hampir 300 spesies megafauna di seluruh dunia. Hasilnya, setidaknya 200 spesies megafauna mengalami penurunan populasi, dan 150 spesies di antaranya menghadapi risiko kepunahan langsung.

Baca juga: Terungkap, Penyebab Kepunahan Hewan Laut Terbesar di Bumi

Penyebab utamanya tak lain adalah tingkat konsumsi manusia terhadap megafauna tersebut. Entah untuk diambil dagingnya maupun diambil bagian tubuh lainnya yang dianggap berharga.

"Manusia telah menjadi predator super sejak periode Pleistosen yang berlangsung dari 2,5 juta hingga 11.700 tahun yang lalu," kata William Ripple, ketua tim peneliti.

Sejak 1760-an, sembilan spesies megafauna telah punah dari alam liar. Semuanya karena perburuan yang berlebihan serta perambahan habitat.  Saat ini, hal tersebut masih berlanjut. Bahkan ditambah dengan kombinasi potensi bahaya lainnya, seperti polusi, perubahan iklim dan pengembangan lahan.

Meski begitu Ripple menyebut jika satu-satunya ancaman terbesar tetap berasal dari manusia, yaitu diburu dan dibunuh. Tak heran kita menjumpai berita mengenai perburuan sirip hiu, perburuan gading gajah atau cula badak.

Baca juga: 50 Tahun Lagi Kepunahan Massal Akan Dimulai, Manusia Penyebabnya

Hukum merupakan langkah penting untuk memperlambat kepunahan massal yang sedang berlangsung ini. Ripple pun berharap pemerintah terkait dapat membuat kebijakan dan menggunakannya untuk membuat program pendidikan, hukum, dan peraturan untuk melindungi hewan terbesar di dunia yang tersisa.

Tentang Megafauna

Megafauna merupakan istilah biologi yang luas dan dapat diterapkan pada sejumlah hewan besar, seperti T.rex. Namun untuk mempersempit studi, Ripple mendefinisikan megafauna sebagai vertebrata yang belum punah dengan berat tertentu.

Untuk mamalia, ikan bersirip dan bertulang rawan adalah yang memiliki berat lebih dari 100 kilogram. Sementara, untuk amfibi, burung, dan reptil adalah yang dengan berat lebih dari 40 kilogram.

Dari kategori tersebut, ilmuwan mengantongi 292 spesies hewan yang termasuk megafauna. Selanjutnya, ilmuwan menggunakan daftar Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) untuk menilai risiko kepunahan yang ditimbulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau