Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenland Bisa Jadi Tambang Pasir Baru kalau Es Terus Mencair

Kompas.com - 14/02/2019, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber VOA News


KOMPAS.com - Senin kemarin (11/2/2019) para ahli berkata bahwa Greenland bisa jadi tempat eksportir pasir besar bila lapisan es di pulau itu terus mencair.

Penambangan pasir dan kerikil yang banyak digunakan dalam industri konstruksi dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Pulau Greenland yang berjumlah 56 ribu jiwa.

Greenland, yang terletak di antara Samudra Arktika dan Atlantik di Amerika Utara punya otonomi untuk mengatur pemerintahannya sendiri tapi tetap masuk kekuasaan Denmark. Pulau itu juga sangat bergantung pada subsidi dari Kopenhagen.

"Dengan menambang pasir, Greenland dapat mengambil manfaat dari tantangan yang dibawa perubahan iklim," tulis tim ilmuwan Denmark dan Amerika Serikat yang diterbikan di jurnal Nature Sustainability.

Baca juga: Ledakan Bola Api di Greenland Bantu Kuak Misteri Dunia Alien

Studi baru tersebut berjudul "Janji dan Bahaya Eksploitasi Pasir di Greenland" membahas perihal Arktika yang harus menilai risiko penambangan pesisir pantai, terutama bagi industri perikanan.

Pemanasan global mengakibatkan mencairnya lapisan es di Greenland, yang memiliki jumlah volume air yang cukup untuk menaikkan permukaan laut global sekitar tujuh meter jika semuanya mencair, dan membawa lebih banyak pasir dan kerikil ke pesisir fjords. Fjord adalah teluk yang terbentuk karena lelehan gletser.

"Anda dapat menganggapnya (es yang mencair) sebagai keran yang mencurahkan sedimen ke pantai," kata ketua penulis Mette Bendixen, seorang peneliti di Institut Penelitian Arktik dan Alpen di Universitas Colorado.

Permintaan pasir di seluruh dunia mencapai sekitar 9,55 miliar ton pada 2017 dengan nilai pasar 99,5 miliar dollar AS (Rp 1,4 triliun) dan diproyeksikan mencapai hampir 481 miliar dollar AS (Rp 6,7 triliun) pada 2100, didorong oleh meningkatnya permintaan dan kemungkinan kekurangan, kata studi tersebut.

Hal itu berarti sebuah kesempatan langka bagi Greenland.

"Biasanya orang-orang Arktika adalah yang paling merasakan perubahan iklim dibanding yang lainnya – erosi pantai, lebih sedikitnya lapisan es yang tetap membeku di bawah tanah. Ini adalah situasi yang unik karena mencairnya lapisan es." kata Bendixen.

David Boertmann dari Universitas Aarhus yang tidak tergabung dalam studi ini, mengatakan sudah ada beberapa penambangan pasir lokal untuk industri konstruksi domestik di Greenland.

Kerugian untuk Greenland,yang umumnya juga terjadi pada proyek-proyek pertambangan lainnya di pulau itu mulai dari uranium hingga logam tanah jarang (rare earth mineral), termasuk jarak ke pasar di Eropa dan Amerika Utara, katanya.

Meski begitu, Bendixen mengatakan pasir sudah sering diangkut untuk jarak yang jauh seperti ke Los Angeles dari Vancouver atau dari Australia ke Dubai.

Baca juga: Studi: Perubahan Iklim Ubah Warna Permukaan Laut, Berikut Dampaknya

"Saat ini (pasir) adalah sumber daya yang murah tapi akan menjadi lebih mahal nantinya," kata Bendixen.

Studi tersebut mengatakan bahwa pasir dan kerikil juga dapat digunakan di masa depan untuk memperkuat pantai dan garis pantai dari naiknya permukaan air laut, yang sebagian disebabkan oleh pencairan lapisan es di Greenland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau