Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Fenomena Pusaran Kutub di AS, Adakah Hubungan dengan Pemanasan Global?

Kompas.com - 06/02/2019, 17:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua bentuk angin ini ada karena perbedaan suhu yang besar antara kutub utara yang dingin dan daerah yang lebih hangat jauh di selatan, yakni pada garis lintang pertengahan. Pemanasan yang tidak merata menciptakan perbedaan tekanan, dan udara mengalir dari area bertekanan tinggi ke tekanan rendah, menghasilkan angin.

Bumi yang berotasi kemudian menggerakkan angin ke arah kanan di belahan bumi utara, menghasilkan aliran udara barat.

Mengapa udara dingin bergerak ke selatan

Emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia telah memanaskan bumi sekitar 1 derajat C selama 50 tahun terakhir. Namun, daerah Arktika telah memanas lebih dari dua kali lipat.

Pemanasan Arktika utamanya disebabkan oleh mencairnya es dan salju secara cepat dalam beberapa dekade terakhir, membuat bagian laut yang lebih dalam dan daratan menyerap lebih banyak panas matahari.

Karena pemanasan Arktika yang cepat, perbedaan suhu utara/selatan telah berkurang. Hal ini mengurangi perbedaan tekanan antara Arktika dan garis lintang pertengahan, mengakibatkan lemahnya aliran jet. Seperti halnya sungai yang bergerak lambat mengambil rute yang berliku-liku, aliran jet yang lebih lambat juga cenderung berliku-liku.

Aliran fluktuatif yang besar di utara/selatan menghasilkan gelombang energi di atmosfer. Jika aliran tersebut bergelombang dan cukup kuat, aliran energi tersebut dapat bergerak ke atas dan mengganggu pusaran kutub di stratosfer. Terkadang pusaran kutub ini menjadi sangat tidak stablik sehingga terbagi menjadi dua pusaran yang berputar-putar.

“Anak” dari pusaran angin ini cenderung bergerak ke selatan, membawa udara yang sangat dingin untuk meninggalkan Kutub Utara yang lebih hangat dari biasanya. Salah satu pusaran yang bergerak ke Amerika Utara, memberikan suhu dingin yang menusuk hingga ke tulang kepada sebagian besar masyarakatnya.

 
NWS Grand Forks
 
?@NWSGrandForks
 
 

Here it comes! Thanks to ???? #GOESEast and #GOES17, we can visually see the #polar air set to bring potentially historic and dangerous cold air over the Upper Midwest this week. The numbers in the loop? Those are wind chills. Why yes, they are low. As low as -81F in fact. ????

 
533
11:47 PM - Jan 28, 2019
 
404 people are talking about this
 
Twitter Ads info and privacy
 

Pembekuan ekstrem di bumi yang memanas

Pecahnya pusaran kutub stratosfer memang terjadi secara alami, tetapi akankah kita melihat kejadian ini lebih sering dikarenakan perubahan iklim dan pemanasan Arktika yang cepat?

Ada kemungkinan bahwa gangguan cuaca dingin ini bisa saja menjadi fenomena musim dingin yang akan terus terjadi.

Ini adalah topik penelitian yang menarik dan bukan berarti sudah pasti akan terjadi, tetapi beberapa penelitian menawarkan bukti kuat bahwa pusaran stratosfer mengalami perubahan, dan bahwa tren ini dapat menjelaskan serangan cuaca musim dingin yang tidak biasa.

Tidak diragukan lagi serangan pusaran kutub baru-baru ini akan memperkuat klaim bahwa pemanasan global adalah hoax.

Tetapi pandangan konyol ini dapat dihilangkan dengan melihat prakiraan suhu yang ada di seluruh dunia minggu lalu. Suhu udara dingin di Amerika Utara bukanlah apa-apa dibanding wilayah lain di Amerika Serikat dan seluruh dunia sekarang yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

 

Prakiraan perbedaan suhu rata-rata dengan suhu normal (relatif terhadap tahun 1979 - 2000) di sekitar permukaan (C) pada 28-30 Januari, 2019. Data diambil dari Model Sistem Prakiraan NOAA Global. Climate Reanalyzer, Climate Change Institute, University of Maine., CC BY-ND

Gejala perubahan iklim tidak selalu jelas atau mudah dipahami, tetapi penyebab dan fenomenanya di masa depan semakin menjadi perhatian utama.

Jennifer Francis

Visiting Professor, Rutgers University

Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Bagaimana fenomena pusaran kutub di AS berhubungan dengan pemanasan global". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau