Oleh Jennifer Francis
REKOR tertinggi gelombang dingin membuat jutaan rakyat Amerika menggigil luar biasa. Suhu di seluruh daerah Midwest bagian utara turun hingga –35 derajat Celcius (C) pada akhir Januari lalu.
Pivotal Weather, CC BY-ND
Cuaca ekstrem ini patut mendapat perhatian khusus. Badan Informasi Cuaca AS memperingatkan kondisi yang bisa mengancam jiwa. Radang dingin (frostbite) akan dengan cepat menyerang setiap kulit yang terpapar suhu dingin.
Pada saat yang sama, Kutub Utara menghadapi gelombang panas dengan suhu mendekati titik beku–sekitar 14 derajat Celcius di atas normal.
Pivotal Weather, CC BY-ND
Apa yang menyebabkan pola yang berantakan ini? Anda telah menebaknya: pusaran kutub (polar vortex).
Dalam beberapa tahun terakhir, berkat gelombang dingin sebelumnya, pusaran kutub (polar vortex) telah ada dalam kosa kata sehari-hari warga AS dan bahkan jadi bahan lelucon bagi pembawa acara TV malam dan para politikus.
Tapi sebenarnya apa fenomena pusaran kutub? Apakah udara dingin semakin sering keluar dari daerah kutub? Dan sebuah pertanyaan lain yang sering muncul dalam penelitian saya: Bagaimana pemanasan global dapat mempengaruhinya?
Arus udara
Sebenarnya, terdapat dua pusaran kutub di belahan bumi utara, yang saling bertumpuk satu sama lain. Yang lebih rendah dikenal sebagai aliran jet. Aliran tersebut adalah suatu aliran angin barat yang berliku-liku di sekitar belahan bumi utara, sekitar 11.2 km di atas permukaan bumi, hampir pada ketinggian pesawat jet terbang.
Aliran jet ada sepanjang tahun, dan bertanggung jawab dalam menciptakan dan mengarahkan udara tekanan tinggi dan rendah sehingga menghasilkan cuaca sehari-hari: badai dan langit biru cerah, suasana hangat dan dingin.
Jauh di atas aliran jet, sekitar 48.2 km di atas permukaan Bumi, terdapat pusaran kutub stratosfer. Aliran angin ini juga berada di Kutub Utara, tetapi hanya terbentuk selama musim dingin, dan biasanya mengalir secara melingkar.
L.S. Gardiner/UCAR, CC BY-ND