Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Mitos Populer Kanker, dari Deodoran hingga Makan Es Krim saat Haid

Kompas.com - 04/02/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Ada begitu banyak rumor tentang penyakit kanker yang berkembang di masyarakat. Sayangnya, rumor tersebut kadang kurang akurat dan justru menimbulkan kecemasan bagi sebagian besar orang.

Mulai dari kekhawatiran penggunaan deodoran yang diyakini bisa memicu kanker sampai mitos makan es krim saat haid picu kanker serviks.

Agar tak ada persepsi yang keliru, berikut kami ulas beberapa mitos dan fakta terpopuler tentang kanker yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Pet Therapy, Cara Ampuh Obati Kanker Tanpa Radiasi atau Kemoterapi

1. Mitos: Kanker bisa menular

Fakta: Melansir Healthmeup, orang sehat tidak mungkin tertular kanker melalui kontak fisik atau karena menghirup udara yang sama.

Penularan hanya mungkin terjadi bila melakukan transplantasi organ dari pengidap kanker.

Bahkan penularan kanker dari ibu hamil ke janin melalui plasenta sangat kecil kemungkinannya.

2. Mitos: pewarna rambut dapat menyebabkan kanker otak

Fakta: The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan, meski ada risiko paparan zat karsinogenik, tapi pewarna rambut tidak akan menyebabkan efek berbahaya terhadap manusia.

3. Mitos: kanker menyebabkan rambut rontok

Fakta: Gagasan tersebut sama sekali tidak beralasan. Rambut rontok bukan disebabkan karena seseorang mengidap kanker melainkan efek samping dari kemoterapi atau radiasi.

Perlu dicatat, tidak semua pasien yang menjalani metode tersebut akan mengalami kerontokan rambut.

4. Mitos: Kanker diturunkan ke anak cucu

Fakta: Beberapa pengidap kanker dalam satu keluarga memang hal yang sering terjadi. Namun ini bukan karena kanker diturunkan.

Beberapa anggota keluarga yang mengidap kanker mungkin terpapar faktor pemicu kanker yang sama, misalnya rokok.

Dalam beberapa kasus, ada kemungkinan kanker diwariskan, misalnya kanker ovarium atau kanker kolorektal. Namun hal ini dapat terjadi hanya jika ada gen yang tidak normal, dan bukan karena sifat kanker itu.

5. Mitos: semua benjolan di payudara adalah kanker

Fakta: Hal yang perlu ditanamkan dan dimengerti adalah, tidak semua benjolan di payudara merupakan kanker.

Hal ini telah dibuktikan sebuah studi yang menyebut lebih dari 90 persen benjolan di payudara bukanlah kanker. Di sisi lain, hasil diagnosa sekitar 10 persen pasien kanker payudara tidak memiliki benjolan di payudaranya.

Anda perlu khawatir bila payudara mengeluarkan cairan dan mengalami perubahan bentuk serta ukuran.

6. Mitos: Deodoran picu kanker payudara

Fakta: Riset National Cancer Institute (NCI) menyebut tidak ada penelitian yang mengaitkan antara penggunaan deodoran dan antiperspiran terkait risiko mengidap kanker payudara.

Rumor ini diduga menyebar setelah ada laporan yang menemukan kandungan aluminium pada deodoran dapat meresap pada kulit dekat payudara dan mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.

Namun NCI bersama Food and Drug Administration (FDA) AS telah membatalkan klaim bahwa laporan tersebut tidak berhubungan dengan penjelasan ilmiah yang substansial.

7. Mitos: Kafein menyebabkan kanker

Fakta: Dokter bedah Dr Syed Ahmad khusus penyakit pankreas dari University of Cincinnati Cancer Institute, mengatakan mitos tersebut tidak benar.

"Sudah banyak studi yang mencoba mengaitkan kedua hal itu tapi tak ada yang berhasil menunjukkan hubungannya,kata Ahmad.

Sebaliknya, beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kafein dapat mencegah kerusakan DNA dan dapat melindungi tubuh dari penyakit ini.

Ahmad mengingatkan untuk mengonsumsi kafein secukupnya. Terlalu banyak kafein bisa menyebabkan tidur bermasalah dan meningkatkan risiko osteoporosis.

8. Mitos: kanker paru selalu disebabkan rokok

Fakta: Merokok memang menjadi penyebab utama kanker paru, tapi bukan satu-satunya pemicu.

Dr Julian Guitron, ahli bedah toraks dan paru-paru dari Universitas Cincinnati mengatakan, seperlima orang Amerika meninggal karena kanker paru tetapi mereka bukan perokok.

"Mitos, kalau ada yang mengatakan saya tidak merokok maka saya tidak akan terjangkit kanker paru-paru," kata Guitron.

Dia mengatakan, terkena debu asbes, arsenik, knalpot kendaraan bermotor, gas alam dari bebatuan, dan debu bangunan berlebih dapat memicu kanker paru-paru.

Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi banyak buah dan sayur, berolahraga, dan membatasi alkohol dapat menurunkan risiko terjangkit banyak jenis kanker.

Baca juga: Telat Diagnosis dan Biaya jadi Tantangan Utama Pengobatan Kanker

9. Mitos: Makan es krim saat haid picu kanker serviks

Fakta: Tidak ada satupun studi yang membuktikan makan es krim saat haid dapat memicu kanker serviks.

Terlebih lagi, jalur masuknya es krim dan aliran darah haid itu berbeda. Cairan es krim akan dicerna di dalam saluran pencernaan, sementara darah haid berada di dalam sistem reproduksi.

Jadi, hal yang mustahil apabila es krim yang Anda makan akan membuat darah menstruasi jadi membeku. Apalagi sampai menyebabkan kanker serviks.

Meski begitu, kebiasaan ini mungkin akan menyebabkan masalah lain untuk kesehatan.

Melansir Hello Sehat, Produk berbahan dasar susu seperti es krim, keju, atau yogurt mengandung arachidonic acid (ARA). ARA adalah sejenis asam lemak omega-6 yang dapat merangsang pelepasan hormon prostaglandin.

Semakin banyak hormon prostaglandin yang dihasilkan, maka hal ini dapat membuat rahim terus berkontraksi dan menegang untuk mengeluarkan darah haid.

Menurut penelitian yang dimuat dalam The Comprehensive Pharmacology Reference, hal ini dapat memicu perut kembung, nyeri payudara, dismenore, dan gejala PMS lainnya.

Ketimbang makan es krim, sebaiknya pilihlah produk susu rendah lemak lainnya seperti yogurt, keju, atau susu rendah lemak. Jenis makanan tersebut dapat membantu mengurangi peradangan yang berasal dari lemak jenuh makanan. Bisa juga dengan membuat puding, smoothies buah, atau cokelat panas yang rendah lemak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com