KOMPAS.com - Setiap tanggal 4 Februari, Sejagat merayakan Hari Kanker Dunia. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker dan mendorong pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker.
Berbicara tentang pengobatan kanker, ternyata jalan yang bisa ditempuh tidak hanya lewat radiasi atau kemoterapi.
Ada banyak alternatif pengobatan. Salah satu yang sedang dikembangkan rumah sakit di berbagai negara adalah pet therapy atau terapi hewan peliharaan.
Baca juga: Penggunaan Obat Tradisional Bisa Hambat Terapi Kanker
Mengenal pet therapy
Terapi kanker dengan hewan peliharaan mulai berkembang dan dilirik banyak kalangan ketika yayasan Therapy Dogs International didirikan di Amerika Serikat tahun 1976.
Jauh sebelum itu, sekitar tahun 1800-an hewan peliharaan sebenarnya sudah diperbantukan untuk mengobati pasien dengan gangguan jiwa.
Hal ini dilandasi gagasan bahwa hewan hidup berdampingan dengan manusia dan dapat menjadi sahabat bagi manusia.
Seperti diwartakan Hello Sehat, terapi ini menggunakan hewan yang sudah dilatih khusus. Hewan-hewan itu mengunjungi orang dewasa atau anak-anak di rumah sakit untuk membantu mereka merasa lebih baik secara emosional dan fisik.
Pada awalnya terapi ini menggunakan anjing. Namun, sekarang ini terapi juga bisa dilakukan kucing.
Anjing atau kucing untuk terapi haruslah hewan rumahan yang dipelihara, bukan hewan liar.
Hewan tersebut lebih dulu dilatih dan harus lulus sertifikasi untuk mengikuti pet therapy.
Penerapan terapi
Penerapan terapi dilakukan dengan cara yang mudah.
Sang pemilik cukup membawa hewan peliharaan mereka pada kunjungan rutin ke rumah sakit yang bekerja sama atau tempat pengobatan kanker.
Kunjungan tersebut biasanya dilakukan kurang dari 2 jam dan hewan-hewan tersebut dibiarkan bermain bebas bersama pasien selama 15 atau 20 menit.
Pemilihan hewan peliharaan biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien, terutama pada anjing.
Semua jenis anjing, seperti pudel, pug, chow-chow, beagel, dan jenis lainnya boleh dijadikan hewan terapi.
"Anjing yang lincah biasanya dipasangkan dengan pasien kanker yang masih aktif bergerak. Mereka bisa menemani pasien berlari, mengambil bola, dan memainkan permainan lainnya," tulis Hello Sehat.
"Sementara itu anjing yang tenang akan dipasangkan dengan pasien yang harus bed rest atau tidak boleh banyak beraktivitas fisik."
Seberapa ampuh pet therapy untuk pengobatan kanker?
Setelah membaca artikel ini, mungkin pembaca ada yang bertanya mengapa hewan peliharaan dapat membantu pasien kanker dalam pemulihan.
Sebuah studi menunjukkan bahwa berinteraksi dengan hewan peliharaan bisa merelaksasi pikiran sehingga mengurangi stres.
Berdasarkan penelitian tersebut, pasien yang menghabiskan waktu selama lima menit bersama anjing mengalami penurunan kadar kortisol dan kotekolamin epinefrin dalam darah yang dikenal juga sebagai hormon stres.
Sebenarnya, hormon ini berguna untuk merespons fight or flight yang membuat seseorang menjadi lebih waspada. Namun, jika kadarnya berlebihan, risiko penyakit akan meningkat.
"Tentunya pasien kanker juga akan semakin parah dan lebih sering kambuh gejalanya," tulis Hello Sehat.
Tampaknya, menurunnya stres saat pet therapy disebabkan oleh produksi hormon endorfin. Hormon ini dapat menghilangkan rasa sakit dan membuat seseorang jadi lebih nyaman dan bahagia.
Jika disimpulkan, pet therapy dapat membantu pasien kanker dalam beberapa hal, yaitu:
Baca juga: Kabar Baik, Telur Ayam Ini Mengandung Obat Anti-kanker
Catatan, tidak semua pasien bisa ikut pet therapy
Pet therapy mungkin bisa menjadi cara mengobati kanker tambahan. Namun, tidak semua pasien bisa mengikuti terapi ini.
Berikut beberapa kondisi pasien kanker yang perlu pertimbangan dokter sebelum melakukan pet therapy, yaitu: