Bagaimana mereka berkaitan dengan kita?
Salah satu aspek yang paling kontroversial dari Homo erectus adalah siapa dari penemuan tersebut yang tergolong termasuk spesies mereka.
Sementara banyak peneliti memasukkan berbagai hasil penemuan dari seluruh dunia sebagai Homo erectus, beberapa mengklasifikasikan hasil penemuan di Afrika dan Eurasia sebagai Homo ergaster.
Sementara yang lain menggunakan istilah Homo erectus senso stricto (yakni dalam arti sempit) untuk hasil penemuan Asia dan Homo erectus senso lato (yakni dalam arti luas) untuk semua hasil penemuan.
Situasi yang agak membingungkan ini sebenarnya jauh lebih jelas daripada sejarah awal Homo erectus di mana terdapat berbagai spesies di antaranya Anthropopithecus, Homo leakeyi, Pithecanthropus, Sinanthropus, Meganthropus, Meganthropus, dan Telanthropus.
Alasan mengapa hal ini cukup rumit adalah bahwa Homo erectus (atau bagaimana pun Anda ingin menyebutnya) memiliki karakteristik morfologi yang relatif luas sehingga sulit untuk memutuskan seberapa banyak keanekaragaman yang harus dimasukkan dalam ciri-ciri spesies.
Yang jelas adalah bahwa Homo erectus berada di suatu tempat di garis keturunan manusia antara nenek moyang terdahulu dan manusia modern, berfungsi sebagai transisi dari hominini awal seperti Australopithecus ke Homo heidelbergensis, Homo neanderthalensis dan Homo sapiens.
Apa selanjutnya bagi Homo erectus?
Tidak ada fenomena arkeologi yang telah memberikan perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir selain bagaimana kita memahami garis keturunan kita. Spesies baru yang telah ditemukan (dan diperdebatkan) dan juga usia dari hasil penemuan paling awal dari berbagai spesies masih terus direvisi.
Sayangnya kita memiliki fosil yang terbatas untuk diteliti sehingga hasil penemuan dan situs baru yang ditemukan dapat dengan cepat mengubah pemahaman kita tentang evolusi manusia.
Tidak diragukan lagi bahwa penelitian DNA purba akan berkontribusi untuk memecah ketidapastian ini–tapi sampel DNA masih belum diambil dari Homo erectus. Kami terus menunggu penemuan ini dengan napas yang tertahan!
Ian Moffat
ARC DECRA Research Fellow in Archaeological Science, Flinders University
Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Sebuah kisah dari Homo erectus, nenek moyang kita yang misterius". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.