Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2019, 18:06 WIB

Oleh 

JIKA Anda bertemu Homo erectus di jalan, Anda mungkin melihatnya sebagai sesuatu yang tidak terlalu berbeda dari Anda sendiri. Anda akan masih melihat seorang “manusia” dalam cara berdiri, ukuran tubuh dan bentuknya mungkin serupa dengan Anda.

Tapi wajah mereka akan lebih rata, dengan alis yang lebih menonjol. Dan berbincang dengan mereka akan terasa sulit—-kemampuan bahasa mereka buruk (meski mereka bisa membuat alat dari batu atau menyalakan api).

Tentu saja ini sepenuhnya adalah hipotesis, karena Homo erectus sekarang telah punah. Nenek moyang manusia yang penuh teka-teki ini mungkin berevolusi di Afrika lebih dari 2 juta tahun yang lalu, meski kapan waktu pasti mereka punah tidak jelas.

Homo erectus banyak muncul di pemberitaan pada 2018 berkat penemuan di Filipina dan Cina, yang telah mengubah pemahaman kita tentang anggota keluarga kita yang tidak jauh ini.

Jadi siapakah sebenarnya Homo erectus? Dan dapatkah 2019 menjadi tahun kita mempelajari lebih jauh mengenai nenek moyang kita yang misterius?

Tengkorak Homo erectus ditemukan pada 1969 di Sangiran, Jawa Timur, Indonesia. from www.shutterstock.com

Di mana dan kapan mereka hidup?

Homo erectus pertama kali ditemukan di Pulau Jawa, Indonesia dan kemudian di Cina–keduanya adalah fosil “Manusia Jawa” dan “Manusia Peking” yang cukup terkenal. Penemuan Eugène Dubois pada 1891 di Jawa (yang awalnya bernama Pithecanthropus erectus) adalah satu bukti penting dalam mendukung gagasan evolusi manusia Darwin.

Penemuan artefak batu baru-baru ini di Dataran Tinggi Loess Cina menunjukkan bahwa seorang hominini, yang mungkin Homo erectus, hidup di wilayah tersebut pada 2,1 juta tahun lalu. Hal ini membuktikan kembali kehadiran mereka di Asia setidaknya 400.000 tahun lalu.

Situs kuno Homo erectus kuno lainnya juga terdapat di wilayah Kaukasusdi Georgia (1,8 juta tahun lalu), di Jawa dan juga di Afrika.

Diperkirakan sebagian besar Homo erectus telah punah setelah munculnya manusia modern—tapi beberapa penemuan dari Jawa memiliki penanggalan usia (dengan beberapa kontroversi) sampai pada 40.000 tahun lalu.

Jika penanggalan ini benar, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka hidup berdampingan dengan Homo sapiens, meski mungkin hanya di daerah yang sangat terbatas di Indonesia.

Penjelajahan yang dilakukan Homo erectus ke seluruh dunia adalah pertama kalinya untuk spesies hominini pergi keluar benua Afrika, dan ini terjadi 2 juta tahun sebelum manusia modern akhirnya meniru penjelajahan besar ini.

Mereka mungkin terdorong untuk menyebar begitu cepat karena perluasan padang rumput dalam rentang periode tersebut, yang disebabkan oleh perubahan iklim. Hal ini menciptakan lebih banyak habitat bagi hewan pemakan tumbuhan dan karenanya meningkatkan jumlah mangsa yang tersedia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+