Meski begitu, dinosaurus tidak bisa berjaya kembali begitu saja. Nasir menegaskan bahwa kondisi harus tetapt untuk dinosaurus muncul kembali.
"Jelas, orang dapat membayangkan pandemi virus yang dapat mengganggu genom kita, fisiologi dan perilaku kita di luar kendali," ujar Nasir.
Pandemi inilah yang mungkin pada gilirannya dapat menciptakan kondisi tepat bagi evolusi untuk menghidupkan kembali reptil purba.
Namun, meskipun evolusi tak punya arah khusus, satu hal yang kita tahu adalah belum ada hewan yang sama berevolusi lagi.
"Kita bisa melihat binatang yang terikat erat menempati ceruk ekologi sama, misalnya ichthyosaurus atau reptil laut dengan moncong runcing mirip luba-lumba," kata Maidment.
"Hari ini kita melihat lumba-lumba, dan mereka mungkin menempati ceruk ekologis yang sama. Tapi kita tidak akan menggambarkan lumba-lumba sebagai ichthyosaurus karena keduanya memiliki karakteristik anatomi berbeda," tegasnya.
Selain itu, Maidment mengungkapkan kemustahilan lain untuk menghidupkan kembali dinosaurus adalah bumi yang telah berubah.
"Seekor hewan yang mati secara alami, mungkin 150 juta tahun lalu, tidak akan mengenali apa pun di dunia ini jika Anda menghidupkannya kembali," ucap Maidment.
Dia menegaskan bahwa mungkin yang terbaik adalah membiarkan dinosaurus tetap hanya sekedar fosil saat ini.
Baca juga: Spesies Baru Dinosaurus Prasejarah Ditemukan, Ukurannya Sebesar Anjing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.