"Walaupun kami memiliki darah yang tampaknya berasal dari nyamuk 50 juta tahun lalu, kami belum menemukan DNA. Untuk merekonstruksi sesuatu, kami membutuhkan DNA," tegas Maidment.
Namun, pendapatsedikit berbeda diungkapkan oleh Jaman Nasir, ahli genetika di University of Northampton di Inggris.
Menurut Nasir, ada satu hal yang tidak boleh dikesampingkan dalam hidupnya kembali dinosaurus, yaitu evolusi. Nasir mengungkapkan evolusi bukanlah sesuatu yang tetap dan bisa direncanakan.
Baca juga: Puluhan Jejak Dinosaurus Ditemukan, Masih Bagus dan Kelihatan Kulitnya
"Evolusi sebagian besar bersifat stokastik (bersifat acak), dan evolusi tidak selalu harus bergerak maju, ia bisa memiliki banyak arah," kata Nasir.
"Saya berpendapat bahwa kembali ke dinosaurus lebih mungkin terjadi akibat evolusi berbalik, karena blok bangunan sudah ada di sana," sambungnya.
Meski begitu, dinosaurus tidak bisa berjaya kembali begitu saja. Nasir menegaskan bahwa kondisi harus tetapt untuk dinosaurus muncul kembali.
"Jelas, orang dapat membayangkan pandemi virus yang dapat mengganggu genom kita, fisiologi dan perilaku kita di luar kendali," ujar Nasir.
Pandemi inilah yang mungkin pada gilirannya dapat menciptakan kondisi tepat bagi evolusi untuk menghidupkan kembali reptil purba.
Namun, meskipun evolusi tak punya arah khusus, satu hal yang kita tahu adalah belum ada hewan yang sama berevolusi lagi.
"Kita bisa melihat binatang yang terikat erat menempati ceruk ekologi sama, misalnya ichthyosaurus atau reptil laut dengan moncong runcing mirip luba-lumba," kata Maidment.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.