Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutopo: 8 dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Rawan Gempa

Kompas.com - 16/01/2019, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

5. Tsunami di Selat Sunda pada Desember 2018

Gelombang monster yang datang tiba-tiba itu menyebabkan kerugian ekonomi hingga ratusan miliar di sektor pariwisata.

Bencana ini menyebabkan efek domino berupa pembatalan kunjungan wisatawan hingga 10 persen. Padahal, sebelum dilanda tsunami, tingkat hunian atau okupansi hotel dan penginapan di kawasan wisata Anyer, Carita, dan Tanjung Lesung mencapai 80–90 persen.

Baca juga: BMKG: Lombok Memang Rawan Gempa

Pentingnya Mitigasi Bencana

"Tentu ini menjadi menjadi pembelajaran bagi kita semua. Mitigasi, baik mitigasi struktural dan non struktural di kawasan pariwisata masih sangat minim," kata Sutopo menegaskan.

"Mitigasi bencana harus ditempatkan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan sektor pariwisata," imbuhnya.

Sutopo menjelaskan, mitigasi dan pengurangan risiko bencana seharusnya ditempatkan sebagai investasi dalam pembangunan pariwisata itu sendiri.

"Sebab, dalam proses pembangunan setiap 1 dollar AS yang diivestasikan untuk pengurangan risiko bencana maka dapat mengurangi kerugian akibat bencana sebesar 7-40 dollar AS," kata Sutopo.

Pria yang sedang berjuang melawan kanker itu juga mengatakan, penataan ruang dan pembangunan kawasan pariwisata hendaknya memperhatikan peta rawan bencana.

Hal ini bertujuan agar mulai dari perencanaan hingga operasional dari pariwisata itu sendiri selalu dikaitkan dengan ancaman bencana yang ada.

8 Daerah Prioritas Wisata Rawan Gempa

Apalagi saat ini Indonesia sedang fokus dalam pembangunan 10 Bali Baru atau destinasi pariwisata prioritas yang akan dibangun.

Sepuluh destinasi itu adalah Danau Toba, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Mandalika, Morotai dan Labuan Bajo.

Baca juga: BMKG: Jawa Barat Rawan Gempa Bumi Kuat karena...

Sutopo mengingatkan bahwa hendaknya pembangunan itu dikaitkan dengan mitigasi dan pengurangan risiko bencana. Tujuannya adalah daerah pariwisata tersebut aman dari bencana.

"Faktanya 8 dari 10 daerah prioritas pariwisata tersebut berada pada daerah yang rawan gempa, dan sebagian tsunami," kata Sutopo.

"Apalagi investasi pengembangan 10 detinasi pariwisata prioritas dan kawasan strategis pariwisata nasional tersebut sangat besar yaitu Rp 500 trilyun" sambungnya.

Untuk mengurangi dampak bencana, dia menyebut perlunya koordinasi dengan berbagai pihak terutama yang termasuk dalam pentahelix pariwisata.

Pentahelix dalam pembangunan pariwisata dan penanggulangan bencana harus melibatkan unsur pemerintah, dunia usaha/usahawan, akademisi, masyarakat, dan media hendaknya didukung semua pihak.

"Bencana adalah keniscayaan. Pasti terjadi karena bencana memiliki periode ulang, apalagi ditambah faktor antropogenik yang makin meningkatkan bencana," tutur Sutopo.

Meski begitu, risiko bencana dapat dikurangi sehingga dampaknya bisa diminimalisir dengan upaya mitigasi dan pengurangan bencana.

"Di balik berkah keindahan alam Indonesia juga dampat menyimpan musibah jika tidak dikelola dengan baik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau