Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Unggah Foto Piring Terbang, Begini Kisah Sebenarnya

Kompas.com - 13/01/2019, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Mendekati akhir tahun lalu, Badan Antariksa AS (NASA) mengunggah sebuah foto mengejutkan. Gambar tersebut adalah sebuah piring terbang yang hancur.

"Piring terbang dari luar angkasa hancur mendarat di gurun Utah setelah dilacak ole radar dan dikejar dengan helikopter," tulis deskripsi foto tersebut di situs Astronomy Picture of the Day.

NASA tidak mengisyaratkan adanya kunjungan alien ke Bumi dengan foto tersebut. Itu karena memang piring terbang yang setengah terkubur tersebut punya cerita lain.

Bukan Alien

Piring terbang itu sebenarnya adalah kapsul kembali pesawat ruang angkasa Genesis. Seharusnya, benda itu memang tidak mendarat dengan cara yang brutal seperti yang terjadi.

Baca juga: Ledakan Bola Api di Greenland Bantu Kuak Misteri Dunia Alien

Misi Genesis sendiri diluncurkan pada 8 Agustus 2001. Ia adalah misi ambisius NASA untuk mengirim pesawat antariksa ke angin matahari demi mengumpulkan sampel untuk dibawa Pulang ke Bumi.

Misi ini mengumpulkan data tentang komposisi partikel bermuatan yang mengalir dari korona Matahari. Nantinya, data tersebut digunakan oleh para peneliti untuk menentukan sacara tepat komposisi bintang dan unsur-unsur di sekitarnya.

Demi tujuan tersebut, misi Genesis dilengkapi dengan kapsul sampel berisi tabung bahan angin matahari.

Sampel itu didapatkan setelah dua tahun Genesis mengorbit di Lagrange 1, sebuah lokasi di mana gravitasi Bumi dan Matahari seimbang.

Pesawat itu kemudian menangkap angin matahari dengan menggunakan serangkaian array kolektor yang berisi bahan kemurnian tinggi seperti aluminium, safir, silikon, dan emas.

"Bahan-bahan yang kami gunakan dalam susunak kolektor Genesis harus cukup kuat secara fisik untuk diluncurkan tanpa rusak, menyimpan sampel ketika terpapar panas Matahari, dan cukup murni agar kami dapat menganalisis elemen angin matahari," ungkap Amy Jurewics, salah satu peneliti yang terlibat dikutip dari Science Alert, Sabtu (12/01/2019).

Kecelakaan Piring Terbang

Sekitar 8 September 2004, kapsul sampel dan susunannya yang berharga itu memasuki orbit Bumi kembali.

Sayangnya, kapsul berupa piring terbang itu menabrak tanah di Gurun Utah dengan kecapat diperkirakan mencapai 310 km/jam.

Baca juga: NASA Ungkap Foto Pertama Obyek Antariksa Terjauh dari Bumi

Padahal seharusnya, ketika memasuki atmosfer Bumi, sebuah mortir di atas kapsul itu akan meledak dan melepaskan parasut. Dengan begitu, seharusnya, kapsul bergerak lebih lambat dan lebih stabil.

Dalam foto kecelakaan itu, kita bisa melihat ada beberapa helikopter di sekitar piring terbang. Sebelumnya, mereka bersiap mengambil kapsul di udara dan langsung mengangkutnya ke laboratorium untuk menghindari kontaminasi sampel.

Namun sayang, rencana itu tak bisa dilaksanakan dengan mulus.

Biang Keladi

Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, biang keladi dari masalah ini adalah satu set sensor. Sensor itu bahkan hanya seukuran ujung pensil.

Perangkat kecil ini harusnya mendeteksi peningkatan kekuatan gravitasi ketika memasuki Bumi dan memicu pelepasan parasut.

Pada akhirnya, kecelakaan ini menyebabkan kerusakan parah dan mencemari muatan berharga di dalamnya.

Beruntungnya, misi Genesis tidak sepenuhnya hancur. Beberapa bahan kolektor yang kokoh bertahan dan para peneliti berhasil membersihkan permukaannya tanpa mengganggu sampel di dalamnya.

Bahkan, dalam tiga tahun serangkaian makalah terbit berkat piring terbang itu.

"Matahari menampung lebih dari 99 persen bahan yang saat ini ada di Tata Surya kita, jadi itu ide yang baik untuk mengenalnya lebih baik lagi," ungkap Don Burnett, penyelidik utama Genesis.

"Walaupun itu lebih menantang dari yang diharapkan, kami telah menjawab beberapa pertanyaan penting, dan seperti semua yang berhasil, menghasilkan lebih banyak lagi (pengetahuan)," imbuh Burnett.

Baca juga: Misi Akhir Tahun, Nasa Berencana Kirim Balon Udara ke Venus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com