Tetapi dia berpendapat bahwa ketika kita semua mulai mengumpulkan lebih banyak data, lebih banyak dari kita akan kehilangan kendali ini.
"Para mahasiswa saya mengatakan bahwa ini semacam perasaan mual, perasaan tak seimbang ketika mereka mulai melihat jumlah foto yang mereka miliki," katanya.
Tingkat kekacauan digital yang akan menghasilkan perasaan kewalahan akan berbeda untuk setiap orang, kata Neave.
Baca juga: Orangtua Malas dengan Teknologi Digital? Riset Ungkap Alasannya
"Jika mereka sampai pada titik di mana mereka menjadi kewalahan oleh data yang mereka punya, bahwa mereka tidak dapat menemukan hal-hal, bahwa segala sesuatunya hilang ... itu mungkin mengindikasikan bahwa ada beberapa jenis masalah," tambahnya.
Jadi mengapa kita semua berada dalam kekacauan ini sejak awal?
Platform seperti Google Drive adalah 'godaan terbuka' untuk menimbun karena itu membuat kita sangat mudah untuk mengakumulasi file dan hampir tidak pernah meminta kita untuk meninjaunya, kata Oravec.
"Perasaan bahwa sesuatu dapat diambil jika kita hanya menyimpannya di suatu tempat memberikan rasa aman yang salah," imbuhnya.
Masalahnya, ada banyak penyimpanan yang tersedia. Dalam studi penimbunan digital Sedera peserta melaporkan bahwa rata-rata dari mereka memiliki akses penyimpanan sebesar 3,7 terabyte.
Beberapa orang berpikir bahwa karena mereka mengaktifkannya, perusahaan teknologi harus membantu memperbaiki kecenderungan penimbunan digital kita.
Sedera percaya orang nantinya tak pusing pada platform manapun untuk mengindeks dan mengkurasi semua data kita di seluruh perangkat. Itu nantinya mirip dengan cara kontak di ponsel Anda disinkronkan di seluruh aplikasi.
Oravec setuju bahwa perusahaan teknologi dapat dan harus memikirkan kembali bagaimana mereka memungkinkan beberapa kecenderungan penimbunan kita.
Tetapi dia juga ingin melihat orang-orang mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk mengatur barang digital mereka sendiri. Oravec melihat pengarsipan sebagai tugas yang diperlukan seperti pergi ke dokter gigi.
Baca juga: Apakah Pengaruh Multitasking Digital pada Remaja?
Kurasi ini tidak harus sama menakutkannya dengan saluran akar, dan bahkan dapat dianggap sebagai investasi dalam identitas diri kita di masa depan.
Oravec mengatakan bibinya, yang baru saja meninggal pada usia 100, dengan hati-hati mengumpulkan enam album foto yang mendokumentasikan kehidupannya sepanjang hidupnya.
"Dia memilih dan mengkurasi foto-foto itu dari banyak yang diambilnya saat berlibur atau di reuni keluarga dan mempunyai perasaan yang kuat terhadap dirinya dalam proses ini," katanya.
Daripada mencaci diri sendiri karena memiliki terlalu banyak surel yang belum dibaca atau terlalu banyak selfie, mungkin lebih baik kita menyisihkan waktu untuk mendapatkan kembali kendali atas kekacauan digital kita - satu album foto virtual sekaligus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.