KOMPAS.com - Akhir tahun kemarin (31/12/2018) BMKG mengeluarkan rilis adanya angin kencang dan gelombang tinggi yang menerpa sebagian besar wilayah Indonesia.
Angin kencang acap kali dikaitkan dengan adanya fenomena puting beliung.
Namun, mungkinkah angin kencang yang akan menerpa Indonesia selama sepekan nanti bisa memicu angin puting beliung?
Baca juga: Waspada Puting Beliung pada Musim Pancaroba, Kenali Tanda dan Sifatnya
Mulyono R. Prabowo, Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bidang Meteorologi menjelaskan bahwa munculnya angin puting beliung memiliki gejala yang khas dan semuanya tergantung pada kondisi lingkungan.
Mulai dari pembentukan awan, kondisi wilayah sekitar, dan kecepatan angin.
"Tergantung jenis awannya. Kalau awannya kumulonimbus yang menjulang ke atas dan luasan yang tertutup awan tidak terlalu luas, kemungkinan memunculkan hujan lebat lebih mungkin dibanding awan yang melebar," kata Mulyono dihubungi Kompas.com, Minggu (31/12/2018).
"Nah, saat ada awan kumulonimbus, muncul hujan lebat dengan hembusan angin kuat tapi hanya sebentar di suatu wilayah (atau disebut hujan lokal). Hal ini bisa memicu angin puting beliung," jelasnya.
Seperti diketahui, angin puting beliung banyak terjadi saat masa transisi dari musim kemarau ke penghujan.
Baca juga: Masih Musim Pancaroba, Waspadai Angin Puting Beliung di Indonesia
Masa transisi membuat udara di sekitar wilayah cenderung lebih kering, hal ini membuat pertumbuhan awan ke atas karena uap air yang belum terlalu banyak.
"Setelah hujan deras biasanya disertai hembusan angin kuat dan pusaran. Pusaran ini yang kemudian dikenal dengan angin puting beliung," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.