Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Hujan, Angin Kencang, dan Gelombang Tinggi Seminggu ke Depan

Kompas.com - 10/12/2018, 19:38 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belakangan ini, wilayah Indonesia sudah mulai aktif diguyur hujan. Beberapa wilayah bahkan mengalami fenomena ekstrem seperti angin kencang dan hujan lebat disertai petir. Lalu, ada juga beberapa wilayah yang mengalami banjir dan longsor.

BMKG memperkirakan fenomena ini belum akan berakhir cepat. Setidaknya, seminggu ke depan kita mungkin akan terus mengalami fenomena ini.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Mulyono R. Prabowo, hal ini karena dalam beberapa hari terakhir, mulai tampak adanya aktivitas aliran massa udara dingin dari Asia atau Monsun Dingin Asia yang signifikan, sehingga dampaknya mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Di samping itu, BMKG memprediksi bahwa dalam seminggu ke depan, akan ada aliran massa udara basah yang bergerak dari Barat Samudera Hindia menuju ke wilayah Indonesia bagian Barat yang dikenal dengan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).

Baca juga: Angin Terbangkan Atap Gedung di Jakarta Selatan, Ini Penjelasan BMKG

“Interaksi dua fenomena ini dan dikombinasikan dengan aktivitas sirkulasi dan pertemuan angin dapat menyebabkan dan meningkatkan potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang," ungkap Mulyono dalam sebuah keterangan pada Senin (10/12/2018), Jakarta.

Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra, memperkirakan curah hujan yang akan terjadi melebihi 100 mm per hari.

Hujan dengan petir dan angin kencang ini akan dirasakan hingga seminggu ke depan atau setidaknya sampai hari Minggu (16/12/2018) oleh wilayah Sumatera dan Jawa. Selain itu, Bali, Kalimantan Barat dan Tengah, serta beberapa wilayah di Maluku juga diprediksi akan mengalami hujan lebat selama periode ini.

Di samping cuaca buruk, Mulyono juga memprediksikan bahwa gelombang air laut pun akan meningkat ketinggiannya.

Baca juga: Observatorium Baru Indonesia, Kenapa Dibangun di Timau?

“Sedangkan potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4meter diperkirakan terjadi di Perairan Utara Kep. Natuna, Perairan Barat Kepulau Simeulue hingga Mentawai, Perairan Bengkulu sampai Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Lombok," jelas Mulyono.

Dengan ketinggian tersebut, Mulyono meminta nelayan agar lebih waspada dan berhati-hati mengingat ketinggian gelombang yang mungkin saja disertai hujan dan angina kecang.

Begitu pula pada masyarakat lainnya, ia menghimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca tersebut seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalanan yang licin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau