Tingginya aktivitas gempa tektonik di sekitar Gunung Soputan tercermin dari tingginya frekuensi gempa bumi signifikan yang sering mengguncang Semenanjung Minahasa.
Sebagai gambaran tingginya aktivitas gempa, dalam waktu sekitar 2 bulan terakhir saja telah terjadi 7 kali peristiwa gempa bumi signifikan (M>5,0).
Berikut ini adalah rentetan aktivitas gempa tektonik di sekitar Minahasa menjelang erupsi Gunung Soputan pada 16 Desember 2018 lalu, yaitu: (1) Gempa 13 Oktober 2018 M=5,2 (2) Gempa 25 Oktober 2018 M=5,1 (3) Gempa 11 November 2018 M=5,1 (4) Gempa 20 November 2018 M=5,3 (5) Gempa 21 November 2018 M=5,3 (6) Gempa 4 Desember 2018 M= 5,4 dan (7) 11 Desember 2018 (M=5,2).
Jika aktivitas vulkanisme merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tektonik, maka kita dapat katakan bahwa aktifnya Gunung Soputan tentu tidak lepas dari pengaruh aktivitas gempa tektonik yang terjadi secara beruntun di sekitarnya.
Data aktivitas gempa signifikan di atas kiranya sudah cukup untuk membuktikannya. Keberadaan dapur magma Soputan menjadi labil karena dalam beberapa waktu terakhir terus menerus mendapatkan pukulan dan tekanan dari gelombang seismik akibat gempa tektonik yang terjadi hingga terjadi erupsi pada hari Minggu lalu.
Sebagai penutup, tampaknya perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk mengungkap secara empiris kaitan aktivitas gempa tektonik dan erupsi gunung api.
"Terkait dengan erupsi Gunung Soputan, maka kepada seluruh warga dihimbau tetap tenang, tidak terpancing isu dan berita bohong, serta mentaati zona larangan yang sudah ditetapkan oleh yang berwenang," tegas Daryono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.