Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan karena Gempa Palu, Ini Penyebab Gunung Soputan Erupsi

Kompas.com - 19/12/2018, 08:35 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Pasca Gunung Soputan yang ada di semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara erupsi, banyak yang bertanya apakah ada hubungannya dengan fenomena gempa dan tsunami Palu.

Menjawab pertanyaan itu, Kepala bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menegaskan tidak ada hubungannya.

"(Gunung Soputan erupsi) akibat banyak gempa kuat terjadi di sekitar Soputan dalam dua bulan terakhir," terang Daryono kepada Kompas.com, Rabu (19/12/2018).

Berdasar data dari sumber resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, data aktivitas gunung Soputan sejak Agustus hingga awal Oktober 2018 mengalami peningkatan signifikan.

Baca juga: Erupsi Gunung Soputan Sudah Terpantau dari Senin Lalu

Berikut analisis Daryono yang juga Vice President Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Divisi Mitigasi Bencana Kebumian terkait aktivitas Gunung Soputan.

Pada 3 Oktober 2016 pukul 01.00 WITA tingkat aktivitas Gunung Soputan dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Periode erupsi Gunung Soputan kemudian terjadi pada 3 sampai 4 Oktober 2018.

Setelah itu aktivitas Gunung Soputan cenderung mengalami penurunan, namun pada Sabtu (15/12/2018) mulai pukul 17.00 WITA data seismik menunjukkan adanya peningkatan yang cepat dan signifikan.

"Peningkatan kegempaan terus terjadi dan akhirnya pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 01.02 WITA terekam gempa letusan dengan amplitudo maksimum 40 mm (overscale) dengan durasi 598 detik, disertai suara gemuruh yang terdengar dengan intensitas lemah-sedang dari Pos Pengamatan Gunung Soputan yang berada di Silian Raya (sekitar 10 km di sebelah Baratdaya puncak Gunung Soputan)," tulis Daryono dalam analisis resminya yang diterima Kompas.com.

Pada hari Minggu 16 Desember 2018 sekitar pukul 03.09 WITA teramati sinar api di atas puncak Gunung Soputan dan tinggi kolom erupsi ± 3.000 m di atas puncak (± 4.809 m di atas permukaan laut) dengan kolom abu berwarna kelabu dan intensitas tebal.

Selanjutnya pada pukul 05.40 WITA tinggi kolom erupsi ± 7.000 m di atas puncak (± 8.809 m di atas permukaan laut) dengan kolom abu berwarna kelabu dan intensitas tebal.

Gempa Tektonik

Secara tektonovolkanik, aktivitas gempa bumi signifikan yang terjadi di sekitar gunung api dapat meningkatkan aktivitas vulkanisme.

Meningkatnya aktivitas sebuah gunung api dapat berkaitan dengan dinamika tektonik di sekitar kantung magma.

"Dalam hal ini peristiwa guncangan gempa signifikan dapat memicu meningkatnya aktivitas magmatik gunungapi," jelas Daryono.

Ia menambahkan, hal tersebut hanya bisa terjadi bila gunung api sedang dalam keadaan aktif, yakni magma sedang cair dan banyak kandungan gasnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau