KOMPAS.com – Bagi beberapa orang, jerawat adalah sesuatu yang menyebalkan karena membuat wajah jadi tidak menarik. Banyak yang menganggap penyebab jerawat adalah paparan debu dan dampak dari stress.
Padahal menurut studi terbaru, timbulnya jerawat di wajah bisa juga karena faktor genetik dan pengaruh folikel rambut.
Untuk diketahui, folikel rambut merupakan struktur kulit yang berfungsi menumbuhkan rambut.
Baca juga: 8 Perawatan Lawan Jerawat Ini Dilarang Ahli Dermatologi
Dilansir IFL Science Kamis (13/12/2018), penelitian yang dilakukan para peneliti dari King’s College London, mengamati 26.722 individu, di mana 5.602 diantaranya memiliki masalah jerawat yang parah.
Kemudian tim mengidentifikasi 15 wilayah genom yang memiliki kaitan dengan perkembangan jerawat, dan 12 wilayah genom yang sebelumnya tidak terkait akan kemungkinan jerawat.
Hasilnya, banyak dari varian wilayah genom yang menyebabkan jerawat memiliki hubungan dengan folikel rambut.
"Sangat mengejutkan bahwa begitu banyak varian tampaknya memengaruhi struktur dan fungsi folikel rambut," kata Michael Simpson, kepala Genomic Medicine Group di King's College London.
"Mungkin variasi genetik memengaruhi bentuk folikel rambut dan membuatnya lebih rentan terhadap bakteri dan peradangan, yang merupakan karakteristik jerawat," imbuh dia.
Science Alert melaporkan,para peneliti berpendapat mungkin ada beberapa bentuk folikel yang lebih mudah menangkap bakteri dan minyak. Hal inilah yang kemudian menyebabkan jerawat muncul lebih sering dan lebih parah.
"Sejumlah varian genetik menunjukkan mekanisme yang menarik yang bisa menjadi tujuan yang sangat baik untuk obat-obatan atau perawatan baru yang benar-benar akan membantu pasien," jelas Simpson.
Penyelesaian masalah jerawat memang terkadang menyiksa penderitanya. Selain membuat wajah tampak kurang menarik, untuk mengobatinya pun terkadang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Baca juga: Jerawat tak Kunjung Sembuh? Mungkin Jamur Ini Sebabnya
Sekitar 85 persen orang mengalami jerawat di beberapa titik pada tubuh dan muncul selama beberapa dekade.
Selain berada pada jangka waktu yang cukup lama, 20 persen jerawat selalu meninggalkan bekas pada kulit yang sulit untuk dihilangkan.
Meskipun kondisinya kadang-kadang tampak sepele, namun bagi beberapa orang jerawat merupakan sebuah ancaman.
"Jerawat dapat memiliki konsekuensi emosional dan psikologis yang berat dan telah dikaitkan dengan depresi, pengangguran, dan pikiran untuk bunuh diri," pungkas para penulis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.