Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2018, 17:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Memilih alat kontrasepsi yang tepat bukan perkara mudah. Ada setidaknya 3 pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memilih alat pencegah kehamilan ini.

Hal serupa disampaikan oleh Tonik Karuniawati, bidan Desa Bentak, Sragen yang terpilih sebagai Duta Kontrasepsi Oral (Duta OC).

Dalam penyuluhan yang diadakan pada Senin (10/12/2018) di rumahnya, Tonik membandingkan beberapa jenis alat kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat.

"Setiap wanita punya organ (reproduksi)-nya sendiri-sendiri," ungkap Tonik saat ditemui Kompas.com.

Oleh karenanya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.

Baca juga: Berbahasa Jawa, Bidan Tonik Sukseskan Program KB di Desa Bentak

Sebelumnya, Tonik juga mengungkapkan bahwa ada berbagai kabar yang membuat masyarakat enggan menggunakan alat kontrasepsi (program Keluarga Berencana atau KB).

Misalnya saja, kabar yang menyebut jika KB implan bisa masuk ke jantung atau KB susuk lari hingga ke rahim.

Untuk menepis anggapan itu, Tonik meminta beberapa perempuan yang hadir di acara tersebut untuk menceritakan tentang program KB yang mereka jalani.

Alasan Kesehatan

Salah satu peserta penyuluhan tersebut bercerita, pilihan program KB yang dipilih saat ini berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

Perempuan bernama Ayu itu mengatakan bahwa sebelumnya dia menggunakan KB suntik. Namun, dengan program ini dia mengalami kenaikan berat badan dan penyumbatan pembuluh otak.

Dokter menyarankannya untuk berganti menggunakan IUD atau spiral. Hal ini kemudian didukung oleh bidan Tonik.

Dalam kesempatan wawancara, Tonik memperjelas alasan kesehatan sebagai pijakan dalam memilih alat kontrasepsi terbaik bagi perempuan.

"Kalau (pasien) tekanan darahnya tinggi, pasti kita juga tidak akan mau kasih KB jenis suntik juga," kata Tonik.

"Pasti kita kasih KB yang non-hormonal," imbuhnya.

Baca juga: Pil KB Bisa Bikin Perempuan Jadi Maskulin, Ini Alasannya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com