Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Pertimbangan Memilih Alat Kontrasepsi ala Bidan Tonik dari Sragen

KOMPAS.com - Memilih alat kontrasepsi yang tepat bukan perkara mudah. Ada setidaknya 3 pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memilih alat pencegah kehamilan ini.

Hal serupa disampaikan oleh Tonik Karuniawati, bidan Desa Bentak, Sragen yang terpilih sebagai Duta Kontrasepsi Oral (Duta OC).

Dalam penyuluhan yang diadakan pada Senin (10/12/2018) di rumahnya, Tonik membandingkan beberapa jenis alat kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat.

"Setiap wanita punya organ (reproduksi)-nya sendiri-sendiri," ungkap Tonik saat ditemui Kompas.com.

Oleh karenanya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.

Sebelumnya, Tonik juga mengungkapkan bahwa ada berbagai kabar yang membuat masyarakat enggan menggunakan alat kontrasepsi (program Keluarga Berencana atau KB).

Misalnya saja, kabar yang menyebut jika KB implan bisa masuk ke jantung atau KB susuk lari hingga ke rahim.

Untuk menepis anggapan itu, Tonik meminta beberapa perempuan yang hadir di acara tersebut untuk menceritakan tentang program KB yang mereka jalani.

Alasan Kesehatan

Salah satu peserta penyuluhan tersebut bercerita, pilihan program KB yang dipilih saat ini berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

Perempuan bernama Ayu itu mengatakan bahwa sebelumnya dia menggunakan KB suntik. Namun, dengan program ini dia mengalami kenaikan berat badan dan penyumbatan pembuluh otak.

Dokter menyarankannya untuk berganti menggunakan IUD atau spiral. Hal ini kemudian didukung oleh bidan Tonik.

Dalam kesempatan wawancara, Tonik memperjelas alasan kesehatan sebagai pijakan dalam memilih alat kontrasepsi terbaik bagi perempuan.

"Kalau (pasien) tekanan darahnya tinggi, pasti kita juga tidak akan mau kasih KB jenis suntik juga," kata Tonik.

"Pasti kita kasih KB yang non-hormonal," imbuhnya.

Usia

Menurut Tonik, memilih alat kontrasepsi juga perlu memperhatikan usia dari pasangan usia subur.

"Ibu yang ini cocoknya KB suntik, ibu yang ini dengan usia sekian cocoknya dengan KB IUD atau steril," tutur Tonik.

"Kalau kita samakan tidak mungkin," tegasnya.

Tonik menegaskan ada banyak pertimbangan untuk memilihkan pasiennya alat kontrasepsi yang paling tepat.

"Itu tergantung dengan umur. Misalkan, pasangan yang berusia 50 tahun. Jika saya kasih KB hormonal yang harus selalu dimasukkan setiap bulan itu tidak mungkin," ujar Tonik.

"Ibarat rongga mobil, itu kan sudah tua. Kalau kita masukin terus akan merusak tubuhnya atau tidak? Jadi kita pilihkan KB yang cocok dengan beliau tadi," sambungnya.

Efek Kontrasepsi

Tonik juga menjelaskan, efek dari program KB juga sering menjadi pertimbangan para perempuan dalam memilih jenis alat kontrasepsi. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang sebelumnya menggunakan KB suntik.

"Saya dulu pernah merasakan KB suntik, tapi berat badannya naik menjadi 85 kilogram," ucap Tonik.

"Jadi saya mengajarkan ke ibu-ibu bagaimana mereka ber-KB tapi tetap cantik untuk suaminya, tetap muda untuk suami," pungkas Tonik.

https://sains.kompas.com/read/2018/12/12/173500023/3-pertimbangan-memilih-alat-kontrasepsi-ala-bidan-tonik-dari-sragen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke