Untuk melakukan penanggalan, Sahnouni dan rekannya menggunakan tiga teknik berbeda, yakni magnetostratigraphy, Electron Spin Resonance (ESR) dating, dan analisis biochronological dari tulang-tulang hewan yang ditemukan bercampur dengan alat.
Baca juga: Inilah Tahun Terburuk dalam Sejarah Manusia, Menurut Sains
Pro Kontra penemuan
Seorang arkeolog dari Universitas Oxford Eleanor Scerri yang tidak terlibat dalam penelitian mengaku kagum dengan apa yang dilakukan Sahnouni dan rekannya. Pasalnya, melakukan penanggalan akurat pada hominin kuno adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan.
Meski ketiga metode itu sukses memprediksi usia batuan, arkeolog lain mengaku teknik ini mengandung ketidakpastian dan asumsi.
Salah satunya yang tidak senang dengan teknik penanggalan ini adalah Jean-Jacques Hublin, peneliti dari Institut Mac Planck ahli Antropologi Evolusi.
"Klaim luar biasa membutuhkan bukti luar biasa dan seseorang dapat memiliki beberapa keberatan mengenai usia yang diusulkan untuk situs Ain Boucherit dan Ain Hanech," kata Hublin kepada Gizmodo.
"Paleomagnetisme bukan metode penanggalan. Ini (paleomagnetisme) membantu membatasi tanggal yang diperoleh dengan metode lain dan tunduk pada berbagai interpretasi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.