Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mencanangkan Tujuan Pembangunan Milenium yang mencakup upaya untuk memerangi penyebaran HIV, malaria, dan penyakit menular lainnya.
2001
Pada bulan November, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan Deklarasi Doha yang memperbolehkan negara-negara berkembang untuk memproduksi obat generik sebagai upaya melawan krisis kesehatan publik, termasuk HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis.
Baca juga: Vaksin HIV Terbaru Diujicobakan Pada Manusia
2006
Sunat laki-laki ditemukan mampu menurunkan risiko penularan HIV dari perempuan ke laki-laki hingga 60 persen. Sejak saat itu, WHO dan Program HIV/AIDS milik PBB (UNAIDS) merekomendasikan sunat bagi area-area yang rentan HIV tetapi angka sunatnya rendah.
2012
FDA menyetujui penggunaan pre-exposure prophylaxis (PrEP) bagi orang-orang yang negatif HIV untuk mencegah penularan virus tersebut.
Lalu untuk kali pertama dalam sejarah, mayoritas pasien HIV/AIDS (54 persen) mendapatkan perawatan untuk penyakitnya.
2015
UNAIDS menetapkan target-target “Fast Track” yang bertujuan untuk mencegah 28 juta infeksi HIV baru dan kematian akibat AIDS hingga 90 persen pada 2030.
2017
Tonggak baru dalam perang kita melawan HIV tercapai. Untuk kali pertama, setengah dari pasien HIV di seluruh dunia (sekitar 19,5 juta orang) mendapatkan perawatan antiretroviral yang meningkatkan harapan dan kualitas hidup mereka.
Organisasi-organisasi di seluruh dunia juga mengampanyekan slogan “Undetectable = Untransmittable”(U=U) yang berarti “tidak terdeteksi = tidak menular”. Slogan ini berdasarkan bukti-bukti ilmiah bahwa orang-orang positif HIV yang menjalankan perawatan dan berhasil menekan virusnya tidak menularkan HIV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.