Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gading dan Gisel Mau Cerai, Kenapa Banyak Orang Ikut Patah Hati?

Kompas.com - 29/11/2018, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Semakin banyak waktu yang dihabiskan si penggemar untuk mengamati media sosial tokoh tersebut juga membuat mereka merasa semakin mengenal, semakin terikat dengannya. Apalagi kalau tokoh itu memberi kesempatan untuk berinteraksi," jelas Nina.

Sementara iu, psikolog klinis dari Personal Growth Laurentius Sandi Witarso menambahkan, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan interaksi parasosial.

Pertama, orang yang kurang melakukan hubungan sosial secara langsung dan memiliki harga diri rendah akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

"Mereka akan memilih menonton tokoh di televisi dan menjadikannya sebagai teman semu," kata Sandi kepada Kompas.com.

Kedua, penonton yang merasa memiliki kesamaan kepribadian atau penampilan dengan seorang tokoh cenderung akan selalu mengikuti kegiatan tokoh idolanya.

Ketiga, prestasi tokoh.

"Semakin tinggi prestasi tokoh tersebut, semakin penonton mengidolakannya. Penonton akan semakin mengidentifikasikan dirinya semirip mungkin dengan prestasi yang dimiliki oleh tokoh tersebut," ujar Sandi.

Baca juga: Jonghyun SHINee, Dunia K-Pop, dan Betapa Menyiksanya Menjadi Idola

Apakah perilaku seperti ini normal?

Studi yang mempelajari tentang hubungan parasosial baru terjadi beberapa tahun terakhir ketika televisi mulai merajai kehidupan masyarakat.

"Studi sejak 2000-an banyak menggali hubungan parasosial yang terkait media sosial. Artinya, sudah banyak juga yang mengalaminya," ujarnya.

Namun kalau ditanya apakah perilaku seperti ini normal atau tidak, jawabannya tergantung.

Normal tidaknya suatu perilaku ditandai oleh 4D, yaitu Deviance, Dysfunction, Distress, dan Danger.

1. Deviance

Deviance terkait dengan seberapa banyak yang mengalami perilaku tersebut.

Jika sebagian besar masyarakat tidak mengalami hubungan parasosial, maka yang mengalami hubungan parasosial disebut devian, dan bisa disebut abnormal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com