Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumil, Jangan Abaikan Asupan Gizi untuk Hindari Bayi Lahir Prematur

Kompas.com - 25/11/2018, 18:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Bayi yang lahir prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu membutuhkan perawatan lebih. Pasalnya, organ tubuh bayi prematur belum berkembang sempurna dan bisa menyebabkan infeksi hingga kematian.

Sepanjang 2010, sekitar 15 persen bayi di Indonesia lahir secara prematur. Lantas, bagaimana cara menghindari kelahiran prematur?

Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A (K), dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan cara menghindari kelahiran prematur sebenarnya sederhana dan cukup mudah, yakni dengan mengatur asupan gizi di masa kehamilan.

"Yang paling gampang dan paling penting (dalam menghindari prematur) itu makanan. Jadi kalau mau makan itu harus lengkap, empat sehat lima sempurna. Karena yang terpenting dalam prematur adalah kelengkapan gizi," jelas Rina kepada Kompas.com, Sabtu (24/11/2018).

Baca juga: Alat Unik Ini Bisa Cegah Bayi Prematur Kena Gangguan Otak

Rina menjelaskan, ibu hamil yang kekurangan asupan gizi sangat rentan mengalami preeklampsia atau sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema).

Preeklampsia merupakan kondisi pembentukan plasenta yang tidak sempurna, salah satunya karena kekurangan asupan gizi selama kehamilan.

Hal ini mengganggu pertukaran metabolisme dan gas antara ibu dan janin, serta menghambat pertumbuhan hormon pada janin.

Jika kondisi seperti ini terjadi, tindakan yang harus segera diambil adalah melahirkan lebih cepat karena dapat membahayakan janin dan ibunya.

Mengingat ada sekitar lima hingga delapan persen ibu hamil yang mengalami preeklampsia, maka kita harus paham benar bahwa asupan gizi bagi ibu hamil adalah hal yang sangat penting.

"Jadi makanan selama kehamilan harus makan yang bagus. Bahkan, sebelum melakukan program hamil, sebaiknya perempuan sudah membangun pola konsumsi yang baik supaya asupan gizinya tepat untuk calon bayi," jelas Rina.

"Nutrisi seperti protein bisa didapat di telur, susu, daging, tahu, dan tempe. Lalu micro nutrient bisa diperoleh dari sayuran. Kemudian ditambah lagi susu, itu jangan lupa," sambungnya.

Baca juga: Berkat Sains, Bayi Paling Prematur di Dunia Kini Berusia 3 Tahun

Rina menegaskan, selain mengatur asupan gizi selama kehamilan, ibu hamil wajib melakukan kontrol rutin ke layanan kesehatan untuk melihat grafik perkembangan janin.

"Biasanya ibu suka lupa kontrol, ini bahaya sebenarnya. Perlu dilihat itu tren tumbuhnya, kalau semua diperhatikan dengan baik, calon bayi akan jadi anak yang berkualitas. Jadi menolong bayi prematur itu bukan hanya untuk hidup tapi memiliki kualitas hidup yang baik. Ini dimulai sejak dini. Enggak boleh terlambat," pungkas Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau