Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Kesehatan AS Rilis Daftar Pekerjaan yang Berisiko Bunuh Diri

Kompas.com - 16/11/2018, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (DCD) AS baru saja membuat laporan tentang pekerjaan yang memicu angka bunuh diri. Pekerjaan paling berisiko itu adalah yang berkaitan dengan bidang konstruksi dan pertambangan.

Angka bunuh diri pada 2012 dan 2015 meningkat tajam karena jenis pekerjaan yang diambil. Laporan ini tidak dapat menjelaskan angka-angkanya, tapi bagaimanapun studi ini dapat memberikan masukan untuk merancang strategi pencegahannya.

Selama 16 tahun pertama abad ini, tingkat bunuh diri di AS terus meningkat dari 12,9 menjadi 17,3 untuk setiap 100.000 orang. Lonjakan ini berarti sepertiganya sendiri.

Ini adalah tren yang mengkhawatirkan dan tidak ada faktor tunggal yang bisa bertanggung jawab.

Baca juga: Sering Jadi Pemicu Bunuh Diri, Kenali Gejala Depresi Berikut

Perubahan perekonomian dan bentuk stres psikologis mungkin juga berperan besar. Ditambah lagi, penyalahgunaan obat yang justru dapat menurunkan kesehatan mental.

Namun, masalahnya, kasus bunuh diri adalah sesuatu yang sangat rumit. Untuk itu, CDC membuat penelitian yang dapat mengidentifikasi siapa yang paling berisiko melakukan bunuh diri.

"Meningkatnya tingkat bunuh diri di AS adalah tren mengkhawatirkan yang menjadi tragedi bagi keluarga dan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada ketenagakerjaan di Amerika," kata  Direktur CDC Deb Houry, dilansir Science Alert, Jumat (16/11/2018).

"Dengan mengetahui siapa yang paling berisiko untuk melakukan bunuh diri, kita dapat membantu menyelamatkan nyawa manusia," imbuh Houry.

Mayoritas orang dewasa menghabiskan sebagian besar waktu di lingkungan kerja. Masuk akal bila memahami bagaimana karier kita dapat memengaruhi risiko depresi hingga keinginan untuk melakukan bunuh diri.

"Penelitian lebih lanjut tentang peran tempat kerja dalam pencegahan bunuh diri diperlukan, termasuk memperbaiki kondisi kerja dan mengurangi stres," tulis laporan tersebut.

Angka-angka ini didasarkan pada data yang diambil dari hasil Sistem Pelaporan Kematian Antik Nasional 2012 dan 2015, yang mencakup lebih dari 22.000 orang Amerika berusia antara 16 dan 64 di 17 negara bagian.

Pada 2015, lebih dari 1.400 pekerja konstruksi dan pertambangan (pria) meninggal akibat bunuh diri.

Itu adalah tingkat mengejutkan 53,2 pekerja per 100.000, naik dari 43,6 pada 2012, menjadikannya kelompok pekerja paling berisiko sejauh ini.

Bidang pekerjaan yang menempati posisi ketiga paling berisiko adalah orang yang bekerja di bidang seni, hiburan, olahraga, dan media. Data menunjukkan ada lonjakan risiko bunuh diri sebanyak 50 persen antara 2012 dan 2015, bergerak dari 26,9 menjadi 39,7 per 100.000 pekerja.

Kelompok pekerjaan yang sama itu mewakili tingkat bunuh diri tertinggi untuk perempuan, dengan 11,7 per 100.000 pada 2012 dan 15,6 pada 2015.

Orang yang bekerja di layanan perlindungan dan dukungan perawatan kesehatan juga memiliki risiko sangat tinggi.

Sementara itu, jenis pekerjaan yang berisiko memicu keinginan bunuh diri pada perempuan adalah yang berkaitan dengan persiapan dan penyajian makanan. Setidaknya ada peningkatan sebesar 54 persen, dari 6,1 hingga 9,4.

Pekerjaan dalam sistem pendidikan dan di perpustakaan mewakili beberapa tingkat bunuh diri terendah untuk pria dan wanita.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Kasus Bunuh Diri Meningkat Drastis

Penurunan risiko bunuh diri

Untungnya, ada juga tanda-tanda penurunan tingkat bunuh diri di beberapa bidang pekerjaan.

Untuk pria yang terlibat dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian dan peternakan, jumlahnya turun dari 44,9 menjadi 32,2. Angka ini masih tinggi, tetapi setidaknya kecenderungannya yang menurun sudah benar.

Perempuan yang bekerja di profesi hukum juga mengalami penurunan sekitar 17 persen, dari 11,1 menjadi 9,2.

Secara harfiah, puluhan ribu orang di seluruh AS mengambil hidup mereka sendiri pada tahun 2016, menempatkannya di antara sepuluh penyebab utama kematian. Lebih dari separuh dari mereka tidak memiliki kondisi kesehatan mental yang terdiagnosis, menambah kerumitan masalah ini.

Tidak ada perbaikan yang mudah. Tetapi, menjangkau mereka yang bisa mendapatkan keuntungan paling banyak adalah satu langkah besar untuk mengatasi krisis ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau