Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Bikin Kasus Bunuh Diri Meningkat Drastis

Kompas.com - 24/07/2018, 20:31 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tidak ada yang menyangka, perubahan iklim memicu depresi dan menambah daftar panjang kasus bunuh diri.

Kita tahu, perubahan iklim dapat meningkatkan penyebaran berbagai penyakit. Namun, belum ada yang mengaitkan gangguan kesehatan mental dengan perubahan iklim.

Kini, studi terbaru menegaskan adanya kaitan antara perubahan iklim dengan peningkatan depresi.

Menariknya, studi ini menyebut perubahan iklim bertanggung jawab atas ribuan kasus bunuh diri tambahan yang kemungkinan bakal terjadi dalam beberapa dekade mendatang.

Baca juga: Iklim Makin Panas, Ucapkan Selamat Tinggal pada Hewan Berbulu Putih

"Kami telah mempelajari dampak pemanasan global terhadap konflik dan kekerasan selama bertahun-tahun. Kami menemukan, manusia lebih sering bertengkar saat cuaca panas,” kata Profesor Solomon Hsiang, dari University of California, Berkeley, dilansir The Independent, Senin (23/7/2018).

"Tampaknya pikiran manusia sangat mudah terpengaruh karena panas dan membuat kita berperilaku buruk," imbuh Hsiang

Dalam penelitian yang terbit di jurnal Nature Climate Change, Hsiang dan timnya memetakan riwayat suhu bumi dengan data bunuh diri di wilayah Amerika Serikat dan Meksiko selama beberapa dekade.

Mereka menemukan, peningkatan satu derajat Celsius setiap bulan berbanding lurus dengan meningkatnya bunuh diri sebesar 0,7 persen di Amerika Serikat dan 2,1 persen di Meksiko.

Dengan contoh ini, tim kemudian menggunakan data dari climate models untuk menghitung dampak pemanasan global pada kesehatan mental di masa depan.

Mereka memprediksi pada 2050 bunuh diri akan meningkat 1,4 persen di Amerika Serikat dan 2,3 persen di Meksiko. Angka ini diperkirakan setara dengan 21.000 kasus bunuh diri di kedua wilayah tersebut.

Depresi dan keinginan bunuh diri di sosial media

Untuk mendukung kesimpulan itu, para ilmuwan menemukan peningkatan suhu yang lebih tinggi setiap bulannya berimplikasi pada meningkatnya penggunaan diksi depresif seperti "kesepian" dan "bunuh diri" di Twitter.

Perlu diperhatikan, seberapa padat populasi suatu daerah atau seberapa terbiasa warganya dengan cuaca yang panas tidak membedakan hasil tersebut.

Bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian global, dan tingkat bunuh diri di Amerika Serikat telah meningkat secara dramatis dalam 15 tahun terakhir. Jadi pemahaman yang lebih baik tentang penyebab bunuh diri adalah sebuah prioritas," jelas Profesor Marshall Burke dari Stanford University, yang memimpin penelitian.

Baca juga: Setiap 40 Detik Seseorang di Dunia Bunuh Diri, Bagaimana Mencegahnya?

Meski bukan satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri, studi ini setidaknya mengingatkan bahwa perubahan iklim punya andil besar.

"Ini penting bagi kita untuk memahami kesehatan mental serta apa yang perlu kita lakukan dengan kondisi suhu bumi yang terus memanas," ujar Burke.

"Ribuan kasus bunuh diri terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim yang signifikan bukan hanya sekedar angka semata; mereka mewakili kerugian tragis bagi keluarga di seluruh negeri,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau