KOMPAS.com — Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (DCD) AS baru saja membuat laporan tentang pekerjaan yang memicu angka bunuh diri. Pekerjaan paling berisiko itu adalah yang berkaitan dengan bidang konstruksi dan pertambangan.
Angka bunuh diri pada 2012 dan 2015 meningkat tajam karena jenis pekerjaan yang diambil. Laporan ini tidak dapat menjelaskan angka-angkanya, tapi bagaimanapun studi ini dapat memberikan masukan untuk merancang strategi pencegahannya.
Selama 16 tahun pertama abad ini, tingkat bunuh diri di AS terus meningkat dari 12,9 menjadi 17,3 untuk setiap 100.000 orang. Lonjakan ini berarti sepertiganya sendiri.
Ini adalah tren yang mengkhawatirkan dan tidak ada faktor tunggal yang bisa bertanggung jawab.
Baca juga: Sering Jadi Pemicu Bunuh Diri, Kenali Gejala Depresi Berikut
Perubahan perekonomian dan bentuk stres psikologis mungkin juga berperan besar. Ditambah lagi, penyalahgunaan obat yang justru dapat menurunkan kesehatan mental.
Namun, masalahnya, kasus bunuh diri adalah sesuatu yang sangat rumit. Untuk itu, CDC membuat penelitian yang dapat mengidentifikasi siapa yang paling berisiko melakukan bunuh diri.
"Meningkatnya tingkat bunuh diri di AS adalah tren mengkhawatirkan yang menjadi tragedi bagi keluarga dan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada ketenagakerjaan di Amerika," kata Direktur CDC Deb Houry, dilansir Science Alert, Jumat (16/11/2018).
"Dengan mengetahui siapa yang paling berisiko untuk melakukan bunuh diri, kita dapat membantu menyelamatkan nyawa manusia," imbuh Houry.
Mayoritas orang dewasa menghabiskan sebagian besar waktu di lingkungan kerja. Masuk akal bila memahami bagaimana karier kita dapat memengaruhi risiko depresi hingga keinginan untuk melakukan bunuh diri.
"Penelitian lebih lanjut tentang peran tempat kerja dalam pencegahan bunuh diri diperlukan, termasuk memperbaiki kondisi kerja dan mengurangi stres," tulis laporan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.