Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Millenial dan Bahasa Jawa Krama yang Dikhawatirkan Punah

Kompas.com - 15/11/2018, 07:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh 

DI antara jutaan bahasa di seluruh dunia, ada beberapa bahasa yang hampir punah sebab penuturnya sudah sangat sedikit. Atlas interaktif UNESCO tentang bahasa dunia yang dalam zona merah menunjukkan bahwa terdapat 2464 bahasa di seluruh dunia terancam punah.

Dari jumlah itu, 144 bahasa (5,8%) di antaranya adalah bahasa yang ada di kepulauan Indonesia. Status ini menjadikan Indonesia sebagai negara keempat yang paling rentan dalam pelestarian bahasa daerah setelah India, Amerika Serikat, dan Brazil.

Dengan lebih dari 700 bahasa yang hidup di Indonesia, bahasa-bahasa minoritas memiliki beragam tantangan besar untuk bertahan.

Ini terjadi karena beberapa faktor kemungkinan, seperti status yang ‘rendah’, seringkali tidak terdokumentasikan, ranah penggunaannya yang terbatas, stigma sebagai sesuatu yang ‘kuno’, dan fakta bahwa bahasa minoritas tidak digunakan dalam pemerintahan, sekolah, dan media.

Tidak hanya bahasa minoritas, bahasa mayoritas seperti bahasa Jawa dan Bali yang penuturnya mudah ditemui juga mulai terancam kelestariannya, setidaknya pada sub-sistem bahasa seperti Jawa Krama.

Karena banyak individu bermigrasi ke perkotaan dan karena mereka melihat bahwa perkembangan finansial dan sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari begitu terikat pada penggunaan bahasa Indonesia, dan bahkan bahasa Inggris, kecenderungan untuk tetap menggunakan bahasa ibu mereka menjadi berkurang.

Bahasa, dalam fungsinya, tidak terbatas sebagai alat komunikasi tapi juga berkontribusi dalam membingkai cara seseorang membangun pemikiran dan perasaan tentang bagaimana mereka melihat dunia. Hilangnya sebuah bahasa berarti hilangnya sebuah perspektif untuk melihat dunia.

Negara yang beragam, seperti Indonesia, memiliki tantangan tersendiri dalam penggunaan dan pelestarian bahasa.

Bahasa Jawa mulai memudar

Banyak penelitian menunjukkan bahwa bahasa Jawa, dengan lebih dari 80 juta penutur, memiliki kecenderungan untuk diklasifikasikan sebagai bahasa yang rentan di beberapa daerah.

Secara spesifik terdapat suatu sub-sistem bahasa Jawa yang mulai pudar, yakni bahasa Jawa ragam Krama. Pudarnya penggunaan ragam Krama ini sudah terdeteksi setidaknya sejak 1998 dalam penelitian Joseph Errington di Yogyakarta dan Surakarta.

Perubahan pada penggunaan bahasa Jawa terjadi dengan cepat tidak hanya di daerah perkotaan, tapi juga di daerah pedesaan.

Banyak orang tua suku Jawa menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan di rumah karena mereka percaya bahwa Bahasa Indonesia dapat memberikan peluang yang lebih baik untuk masa depan anak-anak mereka.

Bercakap dalam Jawa Krama yang “benar”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com