Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2018, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com — Komodo merupakan spesies kadal terbesar di dunia yang panjangnya bisa mencapai 3 meter. Ia tergolong predator buas yang bisa menyerang rusa dan manusia. Tetapi, mengapa reptil satu ini hanya ditemukan di Nusa Tenggara?

Menurut sebuah studi yang terbit di Prosiding Royal Society B, Rabu (14/11/2018), komodo bukannya tak bisa menjajah daerah lain atau menguasai dunia, tapi mereka memang tidak ingin melakukannya.

Sekelompok ahli yang mengamati komodo di empat pulau selama satu dekade mengungkap bahwa komodo tidak pernah meninggalkan tanah kelahirannya sepanjang hidup. Tim peneliti menyebut mereka adalah kelompok homebody atau anak rumahan yang sesungguhnya.

Padahal, jika komodo mau, mereka bisa menempuh puluhan mil dan melewati medan berat untuk sampai ke daerah lain. Namun, sepertinya mereka tidak merasa perlu melakukan itu.

Baca juga: Ekosistemnya Rusak, Taman Nasional Komodo Jadi Perhatian UNESCO

Selain komodo, banyak spesies pulau yang cenderung lebih suka menetap di suatu daerah yang dekat dengan "rumah".

"Begitu hewan menjajah sebuah pulau, terlepas dari kemampuan luar biasa yang dimiliki, mereka memutuskan untuk cukup (lebih baik tinggal di rumah)," kata pemimpin studi Tim Jessop, profesor ekologi dari Deakins University, Australia, dilansir New York Times, Rabu (14/11/2018).

Penyebab perilaku ini mungkin berbeda tergantung spesies dan situasinya.

Namun, hal yang membingungkan bagi para ahli adalah jika hewan berada di suatu daerah selama beberapa generasi, mereka berisiko melakukan perkawinan sedarah, menghadapi kelangkaan sumber daya, dan bahaya lain yang mungkin bisa dihindari jika mereka bergerak ke tempat lain.

Apakah komodo kurang percaya diri dalam melakukan navigasi ke daerah lain?

Untuk menjawab itu, selama penelitian para ahli memindahkan tujuh komodo dewasa dari wilayah asal mereka.

Beberapa diangkut sejauh 13,7 mil jauhnya, tetapi masih ada di pulau yang sama, sementara sisanya dipindahkan ke pulau lain yang dipisahkan air dan jaraknya hanya 1 mil.

Jessop mengatakan, saat Anda terisolasi di sebuah pulau, hal sekecil apa pun akan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Dapat bergerak di seluruh daratan dengan lanskap yang berubah relatif lambat akan membuat eksplorasi tidak berisiko.

Seekor komodo yang dipindahkan ke pulau lain ternyata mengalami sedikit masalah. Ia tidak dapat kawin dengan salah satu penghuni di rumah barunya, atau kesulitan menemukan mangsa.

Data DNA membuktikan adanya tanda-tanda perkawinan sedarah di populasi komodo, mereka juga rentan terhadap kekurangan makanan, dan terlibat dalam bencana alam.

Baca juga: Bukan Komodo, Hewan di Video 9GAG adalah Biawak! Ini Beda Keduanya

"Namun, yang membingungkan adalah mereka seperti tidak peduli dengan semua itu," kata Jessop.

Ia percaya, komodo punya cara unik untuk bertahan hidup.

"Mereka (komodo) adalah hewan unik. Komodo remaja memiliki kebiasaan memanjat pohon untuk menghindari kanibalisme dari komodo yang lebih tua. Mereka mungkin terlihat seperti predator tingkat atas yang kejam, tetpi tujuan mereka menjadi makhluk pulau ternyata lebih sederhana dari yang kita kira," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com