Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Kecam Video Viral Anak Beruang Daki Lereng Salju, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 09/11/2018, 12:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Ini mengejutkan, penyalahgunaan tersebut dengan bangga diunggah karena mereka tidak tahu bagaimana seharusnya," kata Gilbert.

"Tidak ada pendidikan tentang itu. Tidak ada yang bajkan berbicara dengan orang lain tentang itu," imbuhnya.

Pedang Bermata Dua

Tak bisa dimungkiri, drone juga anugerah bagi para ahli biologi untuk mempelajari makhluk yang sulit dijangkau. Drone menjadi solusi yang murah, aman, dan tenang.

Namun, di tengah manfaat drone yang menarik itu, beberapa ahli mulai berpikir untuk mempelajari bagaimana hewan bereaksi terhadap drone.

Reaksi-reaksi tersebut sangat bervariasi tergantung pada spesies obyek, kecepatan drone mendekat, jalur penerbangannya, bentuknya, dan banyak lagi. Bahkan ketika hewan tidak terlihat terganggu dengan drone, mereka masih bisa tertekan.

Itu dibuktikan dalam sebuah penelitian yang melibatkan beruang hitam. Beruang hitam yang telah dipasangi monitor jantung diamati meningkatkan denyut jantung secara dramatis saat drone terbang di atas.

Untuk mengatasi itu, ada dua kelompok peneliti yang menyusun pedoman untuk menggunakan drone. Keduanya menekankan tindakan pencegahan dalam kasus-kasus di mana tidak jelas bagaimana spesies tertentu akan bereaksi.

"Pertama, jangan menyakiti," tulis Jarrod Hodgson dan Lian Pin Koh secara terbuka.

Sementara itu, Gilbert ingin para peneliti untuk lebih teliti mempelajari bagaimana drone mempengaruhi spesies yang berbeda.

"Kami dapat secara strategis berpikir tentang hewan mana yang akan sangat terpengaruh oleh drone dan memfokuskan penelitian kami di sana," katanya.

"Termasuk megafauna karismatik yang orang-orang akan targetkan sebagai pengguna rekreasi, hewan dengan predator udara alami, atau hewan yang menggunakan suara untuk mendeteksi predator," imbuhnya.

Studi semacam itu dapat berfungsi sebagai dasar tidak hanya pedoman bagi para ilmuwan, tetapi peraturan yang mempromosikan cara penggunaan yang lebih bijaksana dan lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com