Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Minum Kopi Berbeda Tiap Orang, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 08/11/2018, 21:15 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Salah satu ritual wajib jutaan manusia di pagi hari adalah secangkir kopi hangat.

Bagi sebagian orang, kopi bisa menjadi penyemangat. Namun untuk yang lain, kopi justru memberi efek gelisah dan bikin susah tidur.

Lantas, mengapa secangkir kopi dapat memberi dua efek yang bertolak belakang? Jawabannya, itu mungkin karena gen Anda.

"Kami menemukan bahwa ada faktor genetik bawaan yang ikut mengatur asupan kafein di dalam tubuh. Ini menarik untuk mengetahui seberapa besar efek kafein pada genetik," kata Marilyn Cornelis, seorang peneliti kafein dari Universitas di Chicago, dilansir National Geographic, Jumat (2/11/2018).

Baca juga: Mencium Aroma Kopi Terbukti Bisa Tingkatkan Kecerdasan Kognitif

Orang yang terbiasa minum kopi dapat mengembangkan tingkat toleransi terhadap kafein dari waktu ke waktu.

Sementara orang yang cenderung menghindari kopi karena berbagai alasan, itu mungkin karena pengaruh variasi gen di dalam DNA - A, G, C, dan T dari alfabet genetis.

Perubahan reaksi

Semuanya berkaitan dengan bagaimana tubuh bereaksi terhadap kafein. Saat metabolisme tubuh bekerja mengolah kafein di dalam tubuh, ada dua gen yang membantu menangani tugas tersebut.

CYP1A2, gen penghasil enzim hati yang memetabolisme sekitar 95 persen dari semua kafein yang dicerna. AHR, mengontrol seberapa banyak enzim yang dihasilkan tubuh.

Kedua gen itu kemudian mengontrol seberapa banyak dan seberapa lama kafein bersirkulasi dalam aliran darah.

"Seseorang yang memiliki varian genetik yang mengarah pada penurunan metabolisme kafein, hanya mampu mengonsumsi sedikit kopi dibanding mereka yang memiliki varian genetik yang mengarah ke peningkatan metabolisme kafein," imbuh Cornelis.

Dengan kata lain, jika proses metabolisme seseorang cepat - atau seorang perokok yang meningkatkan metabolisme - kafein tidak akan memengaruhi pusat stimulus otak, sehingga mereka masih bisa meminum lebih dari secangkir kopi.

Namun jika gen dalam tubuh memproduksi lebih sedikit enzim penghasil kafein, maka lebih banyak zat kimia yang bersirkulasi dalam tubuh lebih lama dan artinya dapat memberi efek lebih bagi tubuh.

Penyesuaian di dalam tubuh

Seperangkat gen yang benar-benar berbeda terlibat dalam bagaimana kafein memengaruhi aktivitas otak dan pusat penghargaan, serta memberi efek samping lain seperti gelisah, insomnia, dan sakit perut.

Adenosine adalah salah satu penyebab di balik rasa kantuk di pagi hari dan setelah makan siang, dapat memperlambat aktivitas saraf dan menghalangi pelepasan banyak zat baik di otak, termasuk dopamine.

Namun, saat kafein bersirkulasi di dalam aliran darah, itu dapat mengambil tempat adenosine di reseptor otak dan tempat lain di tubuh, efeknya kesadaran kita meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau