KOMPAS.com - Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin (29/10/2018) kemarin langsung menyedot perhatian publik. Bahkan berbagai media memberitakan tragedi dengan jumlah korban 188 orang itu.
Meski banyak pemberitaan, seperti yang kita ketahui, biasanya orang dengan cepat melupakan peristiwa itu. Menurut laporan Science Mag tahun 2016, pembaca akan kehilangan minat sekitar satu minggu setelah pemberitaan.
Perhatian Relatif Singkat
Dengan pengetahuan semudah menyentuh layar, segala pemberitaan seperti memori tak terbatas bagi manusia. Namun menghadapi hal ini, perhatian manusia menjadi relatif singkat.
Ilmuwan sosial mengacu pada hilangnya minat pada sebuah topik sebagai peluruhan perhatian.
"Internet menawarkan pengetahuan tanpa batas, tetapi tidak memecahkan masalah rentang perhatian terbatas kita," ungkap Taha Yasseri, penulis utama penelitian ini dikutip dari Science Mag, Selasa (11/10/2016).
Yasseri awalnya tertarik untuk melihat perilaku online seputar kecelakaan pesawat setelah targedi kecelakaan Germanwings Flight 9525.
Dengan rasa penasarannya, ilmuwan sosial dari Universitas Oxford ini memeriksa tampilan laman dan penghitungan yang berjalan dari semua orang yang telah mengunjungi situs.
Hasilnya, pengunjung situs memuncak pada beberapa hari setelah kecelakaan dan dengan cepat turun sekitar satu minggu.
Dia mulai kemudian melihat tabrakan lain baik besar maupun kecil dan memperhatikan pola tampilan halaman yang serupa untuk semuanya.
Yasseri dan koleganya memutuskan untuk menganalisis secara formal data dan membangun algoritma yang mem-parsing data di semua laman pada kecelakaan pesawat di dua versi bahasa paling populer Wikipedia, Inggris dan Spanyol.
Baca juga: Seberapa Besar Peluang Kita Selamat dari Kecelakaan Pesawat?
Kemudian mereka mengeluarkan laporan tentang kapan setiap halaman dibuat, ketika diedit, berapa kali halaman itu telah dibaca, dan kapan pageview paling tinggi dan rendah itu terjadi.
Makin Banyak Korban Makin Dibaca
Para peneliti juga menemukan, ketika kecelakaan melibatkan kurang dari 50 korban, pembaca berita tragedi cenderung lebih sedikit. Para peneliti menyebut ini "peristiwa berdampak rendah".
Artinya, kecelakaan dengan korban sedikit secara statistik tidak signifikan untuk pola pembaca.