NUSA DUA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membuka Our Ocean Conference ke-5 pada Senin (29/10/2018). Dalam penutup pidatonya, Jokowi juga membacakan sebuah puisi bertema kelautan.
Jangan lagi punggungi lautmu,
tataplah dia
Rangkullah dia dengan hatimu
Jadikan dia sahabatmu
sahabat yang akan memberi kehidupan untuk kamu, untuk cucumu, untuk cicitmu
Laut bukan menjadi pemecah
Laut adalah pemersatu
Pemersatu jarak antara darat,
pemersatu berbagai peradaban anak manusia
laut harus menjadi samudra kesejahteraan
laut harus menjadi samudra perdamaian
rawat dan cintailah lautmu, samudramu
laut adalah masa depan
Our Ocean, Our Future
Our Ocean, Our Legacy
Begitu puisi Jokowi.
Jokowi mengatakan, laut dan samudra adalah masa depan kita.
Pasalnya, lebih dari 90 persen total volume perdagangan dunia dan 40 persen nilainya dilakukan melewati laut. Selain itu, 61 persen total hasil produksi minyak mentah dunia didistribusikan lewat laut. Kemudian, hampir setengah penduduk dunia atau sekitar 3.2 miliar jiwa juga hidup dalam radius 100 kilometer dari lautan.
Sayangnya, lautan memiliki banyak tantangan. Data Food and Agriculture Organization menyebutkan bahwa jumlah ikan yang diambil secara ilegal dari lautan Indonesia mencapai 26 juta ton atau senilai sekitar 10-23 miliar dollar AS pada 2014.
Perompakan, perdagangan manusia, penyelundupan obat-obatan dan perbudakan, serta tumpang tindih klaim maritim yang tidak diselesaikan secara negosiasi dan berdasarkan hukum internasional juga mengancam lautan.
Kesehatan laut juga dinilai memprihatinkan dengan semakin banyaknya sampah plastik, polusi, perusakan terumbu karang, dan naiknya permukaan air laut.
Baca juga: 6 Kepala Negara Hadiri Konferensi Laut Internasional di Bali
Untuk menyelesaikan masalah-masalah itu, Jokowi mengajak semua negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam mencapai sustainable development goals, khususnya terkait perlindungan laut, dan melakukan revolusi mental.
"Satu negara tidak dapat menangani tantangan yang kita hadapi, satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia," ujarnya.
Indonesia sendiri, tambah Jokowi, telah berinisiatif membuat kebijakan kelautan dan rencana aksinya.
Langkah-langkah ini termasuk meningkatkan konektivitas dengan membangun tol laut, memperkuat armada laut dan pembangunan 7 pelabuhan; dan menetapkan target pengurangan sampah di laut sebesar 70 persen pada 2025.
Indonesia juga patut berbangga karena telah berhasil mencapai kawasan konservasi laut seluas 20 juta hektar dua tahun lebih cepat dari target pada 2020.
Lalu, Indonesia juga aktif memajukan kerjasama maritim di dunia dan sedang mengembangkan konsep kerjasama Indo-pacific dengan mitra-mitra Asean.
Kepada para stakeholders yang hadir di OOC 2018, Jokowi mengatakan, kita semua harus berani membuat komitmen dan mengambil langkah-langkah konkrit, yang dimulai dari diri kita masing-masing, yang dapat dirasakan dirasakan oleh masyarakat luas dan berdampak nyata terhadap perlindungan laut.
"Saya mendorong ooc untuk mengambil langkah dalam meningkatkan sinergi yang dilaksanakan masing-masing negara," katanya.
Baca juga: Bukti Baru, Reptil Laut Tertua Habiskan Masa Tua di Daratan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.