Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Bata dari Urine Manusia: Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 28/10/2018, 11:43 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Para peneliti telah menemukan cara untuk membuat batu bata secara berkelanjutan atau ramah lingkungan dari air seni atau air kencing manusia.

"Bio-bata" dibuat dengan mencampur pasir dengan bakteri yang menghasilkan urase. Urase sendiri adalah enzim yang memecah urea dalam urin sementara pada saat yang sama menghasilkan kalsium karbonat.

Ketika dicampur, hasilnya adalah batu bata yang sama dengan batu kapur. Bedanya, kekuatan bio-bata ini bisa diatur tergantung pada seberapa lama bakteri dibiarkan tumbuh.

"Semakin lama Anda mengizinkan bakteri kecil untuk membuat semen, semakin kuat produk yang akan dihasilkan. Kami bisa mengoptimalkan proses itu," kata penulis utama penelitian ini, Dyllon Randall, dalam penjelasan yang dirilis oleh University of Cape Town.

Konsep Berkelanjutan

Sebagian besar batu bata yang dibuat di seluruh dunia masih berasal dari proses yang belum sempurna. Apalagi, untuk mengeringkannya, batu bata harus dibakar menggunakan alat pengering pada suhu 1,400 derajat Celcius.

Pembakaran itu menghasilkan banyak karbon dioksida. Meski begitu, proses ini menghasilkan limbah nol, karena produk sampingannya adalah unsur nitrogen dan kalium yang digunakan dalam pupuk komersil.

"Yang kami lakukan terakhir adalah mengambil produk cair yang tersisa dari proses bio-bata dan membuat pupuk kedua," kata Dr Randall.

Menghemat Biaya

Dr Randall mengatakan prosesnya, yang dikenal sebagai presipitasi karbonat mikrobial, mencerminkan "cara yang sama seperti terumbu karang terbentuk di lautan".

Baca juga: Ilmuwan Jepang Bikin Tes Urine untuk Deteksi Dini Kanker

Proses semacam ini memiliki manfaat yang jelas untuk sektor konstruksi dan arsitektur. Terutama, karena bahan organik yang digunakan bisa secara signifikan menurunkan biaya pemeliharaan dalam hal struktur yang dipakai.

Pada paruh kedua abad ke-20, tak terhitung lagi berapa banyak contoh arsitektur brutal yang hilang mengingat beton berkarat dari dalam karena pemeliharaan diabaikan.

Namun, beberapa tahun terakhir ada kemajuan dalam teknologi material penyembuhan otomatis.

Sekelompok tim peneliti dari Binghamton University, New York, menemukan jamur yang menghasilkan beton yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri.

Bukan Ide Baru

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau