Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Tersisa 6 Jenis Harimau di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Kompas.com - 26/10/2018, 19:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Penelitian genetik mengenai harimau telah mengkonfimasi jika kini hanya tersisa 6 subspesies kucing besar di seluruh dunia. Enam subspesies itu adalah harimau Bengal, Amur, Cina Selatan, Sumatera, Indocina dan Malaya.

Totalnya, kurang dari 4.000 harimau tersisa di alam liar. 

Shu-Jin Luo, peneliti yang melakukan penelitian ini melacak evolusi spesies harimau menggunakan data genetika dari seluruh habitat mereka.

Selanjutnya, tim menganalisis seluruh genom dari 32 spesimen. Temuan yang kemudian dipublikasikan dalam jurnal Current Biology ini akhirnya berhasil menunjukkan bahwa hanya ada enam subspesies harimau.

Baca juga: Jerat Tak Cuma Ancam Harimau, Bisa Musnahkan Semua Satwa di Sumatera

Selain itu, mereka juga menemukan jika pola genetik subspesies sangat terstruktur. Ini menunjukkan bahwa mereka semua memiliki sejarah evolusi yang berbeda.

Misalnya saja adalah harimau Sumatra yang bertubuh kecil karena memiliki gen ADH7. Gen ini muncul karena akan mereka hidup di pulau dengan mangsa berukuran lebih kecil.

"Harimau tidak semuanya sama. Harimau dari Rusia secara evolusi berbeda dengan yang berasal dari India. Bahkan, harimau dari Malaysia dan Indonesia berbeda. Mereka mewakili keajaiban alam yang berasal dari evolusi, divergensi dan adaptasi jangka panjang," kata Luo, dikutip dari Newsweek, Kamis (25/10/2018).

LIU ET AL./CURRENT BIOLOGY Peta penyebaran harimau modern

Kini, pemahaman mengenai berbagai subspesies dan merencanakan strategi konservasi yang sesuai merupakan hal yang sangat penting. Tim peneliti pun merekomendasikan agar keenam subspesies ini sebaiknya segera diklasifikasikan dan dilindungi sebagai entitas yang terpisah.

Dari enam subspesies, harimau Cina Selatan sudah punah di alam liar dan hanya ada sekitar 150 individu di penangkaran. Sementara itu, harimau Indocina juga diperkirakan berada di ambang kepunahan di alam liar.

"Alasan kemerosotan harimau di seluruh dunia sangat beragam. Hilangnya habitat, serta perburuan jadi penyebabnya. Belum lagi, hal ini didorong dengan adanya pembangunan serta pertanian yang makin mendesak habitat mereka," jelas Luo.

Baca juga: Benarkah Harimau Jawa Belum Punah?

Sebelumnya pada awal tahun 2000-an, setidaknya masih terdapat 8 subspesies yang tersisa, namun kemudian tiga di antaranya punah.

Kemudian, pada tahun 2004, Luo mengemukakan argumen bahwa tinggal 6 subspesies yang tersisa. Namun para peneliti Eropa pada 2015 justru mengelompokkan harimau menjadi dua subspesies saja.

Pertama adalah harimau Sundra yang terdiri dari harimau Sumatra, Jawa dan Bali, dua yang terakhir sudah punah. Subspesies kedua adalah harimau kontinental, yang terdiri dari sisa harimau yang ada.

"Memasukkan harimau ke dalam dua kategori membuat konservasi lebih mudah," kata Voker Homes, ahli konservasi dari Jerman saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau