Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Listrik, Diwarnai Rivalitas Para Ilmuwan

Kompas.com - 25/10/2018, 21:11 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

1821, Michael Faraday menciptakan motor listrik. Tahun 1827, Georg Ohm menganalisis secara matematis sirkuit listrik.

Abad ke-19, kemajuan pesat dalam ilmu kelistrikan didukung banyak ilmuwan. Sebut saja Alexander Graham Bell, Thomas Alva Edison, hingga Nikola Tesla menjadi ilmuwan yang mengembangkan keilmuwan ini.

Dalam pengembangan ilmu kelistrikan di abad ke-19 itu, rivalitas antara Nikola Tesla dan Thomas Alva Edison sangat kental terasa. Kedua ilmuwan ini pernah bekerja bersama selama beberapa tahun tapi kurang akur.

Itu dipicu dua kepribadian mereka sangat berbeda. Tapi keduanya sangat penting dalam bidang kelistrikan.

Baca juga: Terobosan Baru, Ilmuwan Ciptakan Pembangkit Listrik Bertenaga Bakteri

Pekerjaan Tesla melibatkan arus bolak-balik, dan pekerjaan Edison melibatkan arus searah. Kedua ilmuwan percaya bahwa penemuan mereka lebih unggul.

Teknologi AC milik Tesla memungkinkan energi mengalir dan mengubah arah, yang membuatnya berguna untuk memindahkan sejumlah besar energi.

Sedangkan, teknologi DC Edison menggunakan tegangan yang lebih rendah dan lebih terbatas, tetapi ini memang memberikan beberapa keuntungan keamanan.

Pada tahun 1905, Albert Einstein menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan data eksperimen dari efek fotolistrik sebagai hasil dari energi cahaya yang dibawa dalam paket terkuantisasi diskrit, elektron yang memberi energi.

Penemuan ini menyebabkan revolusi kuantum. Dari pemikirannya ini, Einstein bahkan dianugerahi hadiah Nobel Fisika tahun 1921.

Akses listrik sejak tahun-tahun itu menjadi sangat penting karena telah menyalakan sudut-sudut dunia yang dulunya gelap.

Ekonom Erich Zimmermann pada 1951 menyebut kebangkitan listrik adalah fitur paling khas dari revolusi industri kedua.

Hingga kini, pemerintah di berbagai dunia masih terus berusaha mengaliri listrik di berbagai sudut dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com