Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Listrik, Diwarnai Rivalitas Para Ilmuwan

Kompas.com - 25/10/2018, 21:11 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Dua hari lagi, tepatnya 27 Oktober, kita akan memperingati hari listrik Nasional. Peringatan ini menjadi sebuah tanda pentingnya listrik bagi kehidupan manusia.

Apalagi di era yang serba gadget seperti sekarang. Listrik menjadi kebutuhan utama umat manusia.

Meski baru dimanfaatkan selama kurang lebih 250 tahun, sebenarnya pengetahuan listrik telah ada sejak lama.

Pengetahuan listrik tersebut diketahui dari teks-teks Mesir Kuno yang berasal dari tahun 2750 sebelum masehi (SM). Pada teks-teks tersebut, listrik diketahui dari ikan-ikan yang disebut sebagai "Thunderer of the Nile", yaitu belut dan ikan pari listrik.

Ikan-ikan yang bisa menyengat listrik tersebut juga dilaporkan ribuan tahun kemudian oleh para ahli alam dan dokter Yunani, Romawi, dan Arab Kuno. Bahkan, beberapa dari mereka membuktikan efek mati rasa dari sengatan kedua ikan ini.

Sengatan listrik dari ikan-ikan tersebut juga dimanfaatkan untuk pengobatan asam urat atau sakit kepala.

Selain itu, kebudayaan kuno di sekitar Mediterania juga mengetahui tentang listrik dari menggosokkan batang damar dengan bulu kucing untuk menarik benda ringan seperti bulu burung.

Pada tahun 600 SM, Thales of Miletus membuat serangkaian pengamatan tentang listrik statis. Dalam pengamatan itu, dia menemukan bahwa gesekan magnet bisa menghasilkan listrik.

Listrik tetap hanya berupa keingintahuan intelektual selama berabad-abad hingga tahun 1600. Pemecah kebuntuan mengenai listrik adalah William Gilbert, ilmuwan Inggris yang melakukan eksperimen tentang listrik dan magnet.

Penelitian lebih lanjut mengenai listrik terus dilakukan selama abad ke-17 hingga awal abad ke-18 oleh Otto von Guericke, Robert Boyle, Stephen Gray, hingga C. f. du Fay.

Baca juga: Bakteri di Perut Kita Saat Ini Sedang Bikin Listrik, Buat Apa?

Pada abad ke-18, Benjamin Franklin adalah salah satu ilmuwan penting yang menemukan bahwa listrik sama dengan kilat. Pemikiran ini didapatkannya setelah dia memasang kunci logam di bagian bawah benang layang-layang yang dibasahi dan menerbangkannya saat akan terjadi badai.

Dia mendapati rentetan percikan kilat dari kunci ke tangannya. Temuan ini kemudian membuat Franklin menciptakan penangkal petir dan itu menjadi aplikasi pratis pertama listrik.

Tahun 1747, Henry Cavendish menjadi orang pertama yang mulai mengukur konduktivitas (kemampuan benda membawa arus listrik).

Pada 1791, Luigi Galvani menemukan tentang bioelektromagnetik. Dalam tulisannya, Galvani menunjukkan bahwa listruk adalah media di mana neuron melewati sinyal ke otot.

Sekitar tahun 1800, Alessandro Volta membuat baterai yang terbuat dari lapisan seng dan tembaga yang bergantian. Baterai menyediakan para sumber energi listrik bagi para ilmuwan yang lebih andal dibanding mesin elektrostatis.

1821, Michael Faraday menciptakan motor listrik. Tahun 1827, Georg Ohm menganalisis secara matematis sirkuit listrik.

Abad ke-19, kemajuan pesat dalam ilmu kelistrikan didukung banyak ilmuwan. Sebut saja Alexander Graham Bell, Thomas Alva Edison, hingga Nikola Tesla menjadi ilmuwan yang mengembangkan keilmuwan ini.

Dalam pengembangan ilmu kelistrikan di abad ke-19 itu, rivalitas antara Nikola Tesla dan Thomas Alva Edison sangat kental terasa. Kedua ilmuwan ini pernah bekerja bersama selama beberapa tahun tapi kurang akur.

Itu dipicu dua kepribadian mereka sangat berbeda. Tapi keduanya sangat penting dalam bidang kelistrikan.

Baca juga: Terobosan Baru, Ilmuwan Ciptakan Pembangkit Listrik Bertenaga Bakteri

Pekerjaan Tesla melibatkan arus bolak-balik, dan pekerjaan Edison melibatkan arus searah. Kedua ilmuwan percaya bahwa penemuan mereka lebih unggul.

Teknologi AC milik Tesla memungkinkan energi mengalir dan mengubah arah, yang membuatnya berguna untuk memindahkan sejumlah besar energi.

Sedangkan, teknologi DC Edison menggunakan tegangan yang lebih rendah dan lebih terbatas, tetapi ini memang memberikan beberapa keuntungan keamanan.

Pada tahun 1905, Albert Einstein menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan data eksperimen dari efek fotolistrik sebagai hasil dari energi cahaya yang dibawa dalam paket terkuantisasi diskrit, elektron yang memberi energi.

Penemuan ini menyebabkan revolusi kuantum. Dari pemikirannya ini, Einstein bahkan dianugerahi hadiah Nobel Fisika tahun 1921.

Akses listrik sejak tahun-tahun itu menjadi sangat penting karena telah menyalakan sudut-sudut dunia yang dulunya gelap.

Ekonom Erich Zimmermann pada 1951 menyebut kebangkitan listrik adalah fitur paling khas dari revolusi industri kedua.

Hingga kini, pemerintah di berbagai dunia masih terus berusaha mengaliri listrik di berbagai sudut dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau