Model kedua memperkirakan perubahan iklim di Mars selama 20 juta tahun terakhir dan selama 10 juta tahun ke depan.
Secara bersama-sama, perhitungan menunjukkan daerah mana di Mars yang paling mungkin menghasilkan oksigen berbasis air garam.
Hasilnya, air asin di seluruh planet itu mungkin bisa menjadi sumber oksigen, terutama air asin d bawah permukaan kutub yang memiliki konsentrasi tinggi.
"Hasil kami tidak menyiratkan bahwa ada kehidupan di Mars," tegas Stamenkovi.
Diwartakan Newsweek, Senin (22/10/2018), di sisi lain tim ahli percaya bahwa air asin yang kaya oksigen justru bisa menjelaskan formasi batuan tertentu yang ditemukan oleh robot penjelajah Mars.
"Bukti geokimia dari meteorit Mars dan batu-batu kaya mangan menunjukkan lingkungan beroksidasi sangat tinggi di Mars pada masa lalu," tulis para ahli dalam laporannya.
Hal ini menunjukkan, oksigen berperan penting dalam pembentukan kerak planet Mars.
Baca juga: Tidak Butuh Matahari, Bakteri Ini Mungkin Kunci Kehidupan di Mars
Kata ahli lain
Terkait temuan ini, ahli planet Edgard Rivera-Valentin yang tidak terlibat dalam penelitian menambahkan, cairan itu mungkin terlalu asin untuk menopang kehidupan apa pun.
"Jenis-jenis air asin yang akan terbentuk di Mars mungkin justru akan membunuh kehidupan," kata Edgard dilansir Scientific American, Senin (22/10/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.