Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Bakteri Rumah Sakit Mengancam Kesehatan Anak...

Kompas.com - 19/10/2018, 11:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Seorang ibu menceritakan keadaan anak perempuannya yang berusia empat tahun terserang bakteri Pseudomonas aeruginosa di kandung kemihnya. Dokter menduga anak itu kerap diajak ke lingkungan rumah sakit oleh orangtuanya. Hal itu dibenarkan oleh sang ibu.

Informasi ini banyak tersebar di media sosial mulai dari Facebook hingga Instagram. Sang ibu menuliskan percakapan antara dirinya dan dokter yang menangani anaknya.

Awal cerita, ia membawa anaknya ke sebuah rumah sakit di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Di sana, sang anak ditimbang dan ternyata memiliki berat badan di bawah standar berat badan anak seusianya.

Ia bertanya kepada dokter, apakah berat badan di bawah standar ini dikarenakan anaknya lahir prematur mengingat pola makannya normal dan cenderung lahap.

Namun, dokter spesialis anak yang menanganinya menyebut ada dua kemungkinan mengapa berat badan anak bisa ada di bawah standar. Pertama tuberkulosis (Tbc) atau yang kedua infeksi saluran kemih.

Dokter menyebut kemungkinan tuberkulosis sangat rendah karena kondisi anak yang aktif dan tidak lemas layaknya seseorang yang terkena penyakit itu. Dokter menyarankan untuk dilakukan tes urine pada anak.

Setelah dilakukan uji mendalam terhadap kandungan urine, ditemukan bakteri Pseudomonas aeruginosa sebanyak 100.000/ml dari air kencing anak tersebut.

Menurut dokter, bakteri ini banyak dijumpai di rumah sakit dan berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi. Sang ibu pun mengakui dirinya kerap membawa anaknya saat berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk teman yang sedang dirawat.

Untuk menanganinya, dilakukan suntikan antibiotik selama lima hari untuk membunuh bakteri. Setelah itu akan dilakukan uji urine kedua untuk memastikan keadaan si anak sudah terbebas dari bakteri berbahaya.

Baca juga: Alasan Orangtua Perlu Perhatikan Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

Infeksi Saluran Kemih 

Ilustrasi anak kecil Ilustrasi anak kecil
Menurut dokter spesialis anak di RS Mayapada, dr Marlyn Cecilia Malonda SpA, infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi yang kerap terjadi pada anak, selain saluran napas atas dan diare.

Beberapa gejala ISK antara lain demam, rewel, penurunan berat badan, muntah, gangguan pertumbuhan, dan sebagainya.

"Gejala klinis ISK sangat bervariasi. Perlu diketahui juga pada sebagian besar anak, ISK tidak menunjukkan gejala klinis alias asimptomatik," kata Marlyn.

Penyakit infeksi yang satu ini juga harus mendapatkan penanganan medis karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal.

Pseudomonas aeruginosa

Menurut dr Marlyn, infeksi ini bisa disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Salah satu bakteri yang menjadi penyebab ISK adalah Pseudomonas  aeruginosa.

"Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif, berkapsul, dan memiliki flagella sehingga bersifat motil atau bisa bergerak," ujar Marlyn.

Keberadaannya bisa ditemukan di alam, seperti tanah, air, tanaman, hewan, tapi bisa juga di rumah sakit.

Bakteri ini menjadi bakteri utama yang menyebabkan infeksi pada pasien, tidak hanya anak-anak, tetapi juga yang memiliki kondisi imun tubuh rendah dan lemah.

Menurut Marlyn, jika seseorang terinfeksi bakteri ini dari alam, maka pengobatannya cukup mudah hanya dengan pemberian beberapa jenis antibiotika.

"Akan tetapi, apaila ISK disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa yang ada di rumah sakit (nosokomial infeksi), maka akan lebih sulit diobati karena beberapa strein bakterinya menunjukkan resistensi terhadap beberapa antibiotika spektrum luas," ucap dr Marlyn.

Baca juga: Hati-hati, Bakteri Super Bisa Menempel di Gorden Rumah Sakit

Imbauan

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Untuk menghindari penularan bakteri ganas terhadap badan yang sehat, beberapa rumah sakit menerapkan peraturan anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk ke dalam ruang inap.

Karena itu, tentu lebih baik bagi kita untuk tak membawa anak ke rumah sakit saat menjenguk atau berobat.

Kemudian, pilih rumah sakit ibu dan anak ketimbang rumah sakit umum saat anak berobat.

Selan itu, jangan lupa untuk minimalisasi kontak antara anak dengan orang lain di rumah sakit, baik itu orang yang sedang sakit maupun dengan petugas rumah sakit.

Selanjutnya, kenakan masker saat berkunjung ke rumah sakit. Kemudian hindari makan di area rumah sakit untuk meminimalisasi risiko terpapar kuman melalui air dan makanan.

Terakhir, jangan biarkan anak-anak menyentuh benda-benda di rumah sakit meski benda tersebut tampak bersih.

Peringatan ini ada karena anak-anak di usia kurang dari 12 tahun masih memiliki kekebalan tubuh yang belum sempurna, tidak seperti orang dewasa yang memiliki imunitas tubuh lebih baik.

"Rumah sakit bukan bukan tempat bermain atau tempat yang cocok untuk dikunjungi oleh anak-anak sehat karena risiko mudahnya tertular penyakit," tutur Marlyn.

Berbagai penyakit mulai dari ringan hingga berat ada di rumah sakit. Itulah mengapa membawa serta anak ke rumah sakit sangat berisiko tertular infeksi nosokomal (infeksi yang diperoleh dari rumah sakit).

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com