Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa konsentrasi timbel di wilayah itu bukan akibat pembakaran bahan bakar bertimbel.
Baca juga: Gadis 11 Tahun Temukan Cara Deteksi Timbal Berbahaya dalam Air
Meski telah diketahui bukan berasal dari bahan bakar motor, para peneliti tak lantas tahu penyebab pencemaran ini.
Bahkan, pada medio 2000-an, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) sempat menuduh pencemaran ini berasal dari kebocoran reaktor nuklir Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) berkapasitas 30 megawatt yang berada di kompleks Puspiptek Serpong.
Dugaan tersebut kemudian tak terbukti karena hanya konsentrasi unsur timbel yang ditemukan cukup tinggi di udara Serpong. Jika terjadi kebocoran pada reaktor nuklir, akan ada banyak unsur kimia berbahaya lainnya yang akan mencemari udara, seperti Cobalt yang jauh lebih berbahaya dibandingkan timbel.
Setelah banyaknya protes yang dilakukan oleh KPBB, berbagai institusi pemerintahan mulai melakukan penelitian secara intensif.
Hasil berbagai penelitian merujuk bahwa debu timbel yang mencemari lingkungan sekitar berasal dari peleburan aki bekas di wilayah Tengerang dan Bogor.
"Debu timbal yang rilis di udara muncul akibat adanya combustion, pembakaran, peleburan itu," ucap Muhatatun, peneliti senior Batan dikutip dari Harian Kompas, Senin (15/10/2018).
Setelah melalui beragam penelitian, para peneliti mulai memperhitungkan arah dan kecepatan angin. Hasilnya, debu timbel ini bersumber dari area industri di Pasar Kamis, Tangerang, tidak jauh dari industri peleburan aki bekas berizin PT Non Ferindo Utama.
Sejak saat itu, serangkaian penelitian dilanjutkan untuk mengukur konsentrasi debu timbel di area peleburan aki lain.
Di Bogor, peleburan aki bekas ilegal ditemukan di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, dan Desa Jagabaya, Kecamatan Parung Panjang.
Baca juga: Kosmetik Mengandung Timbal Berlebihan Bahayakan Kesehatan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.