Untuk mengatasi masalah tersebut, Think Beyond The Label menciptakan sistem digital yang bisa menghubungkan calon karyawan dengan pemilik perusahan. Dari sinilah, keterampilan tertentu dan kebutuhan bisnis bisa terjalin.
Cara ini sekaligus menghilangkan stigma yang sering membuat orang cacat sulit mendapat pekerjaan.
"Hal terbesar dari cara ini adalah orang tidak perlu bepergian untuk mencari pekerjaan. Jadi ini meruntuhkan segala macam hambatan yang mungkin dimiliki majikan dan orang dengan disabilitas yang ingin mendapat pekerjaan," katanya.
Menurutnya, hal yang penting dilakukan adalah menjual perspektif berbeda yang dapat dilakukan karyawan disabilitas.
"Saya selalu mengatakan, kalau Anda ingin punya karyawan yang berpikir out of the box, carilah orang dengan disabilitas, karena mereka sudah hidup dengan cara out of the box," ujarnya.
Otto percaya, orang dengan disabilitas memiliki cara unik untuk bertahan hidup, sebab itu mereka memiliki segudang inovasi.
Ketika Think Beyond The Label menyediakan alat praktis untuk penyandang cacat dan iWalk milik Herr menawarkan masa depan lewat bionik, kedua hal itu mungkin harus dilengkapi dengan alat lain untuk membantu kaum difabel mendapat pekerjaan.
Alan Roulstone, profesor inklusi disabilitas di Northumbria University, Inggris, sangat percaya bahwa hal paling penting untuk membantu penyandang cacat memiliki pekerjaan adalah adanya aplikasi navigasi lingkungan.
"Mengingat bagaimana telepon dan GPS berkembang, saya pikir nantinya akan ada aplikasi smartphone yang memungkinkan orang dengan gangguan penglihatan, penurunan kognitif atau isleksia dan sebagainya dapat mengenali lingkungan mereka," kata Alan.
Baca juga: Studi: Olahraga Tingkatkan Kepercayaan Diri Penyandang Disabilitas
"Ada begitu banyak rasa sakit dan penderitaan yang dirasakan orang dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Jadi, hal yang paling penting dilakukan kita adalah mengurangi rasa sakit dan penderitaan itu," imbuh Herr.
Di masa depan, mungkin tak akan ada lagi yang bisa disebut penyandang disabilitas sebab ketidaksempurnaan bisa diatasi dengan teknologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.