"Fase pertama adalah saat 5 hari pertama terjadi bencana alam seperti gempa, di mana masyarakat belum mendapat tempat stabil. Fase kedua adalah 5 hari setelah gempa di mana sudah ada tempat penampungan korban yang tetap," ujar Profesor Veni kepada Kompas.com, Senin (2/10/2018).
Seperti rujukan WHO, standar pangan yang bisa diberikan untuk fase pertama antara lain biskuit, mie instan, sereal (instan), blended food, dan susu untuk anak balita.
"Kebutuhan per orang harus dicukupi, energi 2.138 (Kkal), protein 53 gram, dan lemak 40 gram," imbuhnya.
Setelah memasuki fase kedua, standar pangan dianjurkan mengandung lebih banyak nutrisi dibanding fase pertama.
Ada sereal berupa beras, terigu, jagung, atau bulgur. Kemudian kacang-kacangan, minyak goreng, ikan atau daging kaleng, gula, garam, buah-buahan dan sayuran, blended food untuk MPASI, bumbu dapur.
Baca juga: Daripada Sistem Peringatan Dini, Ini yang Lebih Penting Saat Bencana
"Pemberian makanan tambahan darurat juga sebaiknya diberikan untuk seluruh kelompok rentan seperti balita, wanita hamil, ibu menyusui untuk mencegah memburuknya gizi pengungsi," imbuhnya.
Profesor Veni menambahkan, satu dapur darurat sebaiknya dapat mencukupi 200 sampai 300 keluarga, atau sekitar 1.000 sampai 1.500 orang dan diletakkan di lokasi yang mudah terjangkau.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.