Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Pria Hongkong Terinfeksi Strain Hepatitis E Tikus

Kompas.com - 30/09/2018, 10:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Seorang pria Hongkong berusia 56 tahun menjadi orang pertama di dunia yang dikonfirmasikan terinfeksi hepatitis E pada tikus.

Perlu Anda ketahui, strain hepatitis E pada tikus memiliki ciri-ciri genetis yang berbeda dari hepatitis E pada manusia.

Dikabarkan oleh South China Morning Post, pria tersebut pernah menjalani transplantasi hati pada bulan Mei 2017 di Rumah Sakit Queen Mary Universitas Hongkong, sebelum didiagnosis terinfeksi tersebut pada bulan September 2017.

Menurut para dokter, virus tersebut tidak berasal dari manusia lain, karena pendonor hati dan darah yang diterima pria tersebut terbukti negatif. Sebaliknya, mereka menduga bahwa pria tersebut memakan makanan yang terkontaminasi oleh kotoran tikus karena tinggal di dekat lubang sampah.

Baca juga: Tikus Rat Tidak Mati Dibunuh Kucing, Ini yang Mereka Lakukan

Akan tetapi, investigasi terhadap tikus di area sekitar tempat tinggalnya dan sampel air pembuangan tidak menunjukkan adanya virus hepatitis E tikus.

Untungnya, pria tersebut berhasil sembuh setelah diobati dengan pengobatan antiviral untuk strain hepatitis E pada manusia.

Menanggapi kasus ini, Dr Amesh Adalja, seorang peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security yang tidak terlibat dalam kasus ini, mengatakan kepada Live Science, Jumat (28/9/2018) bahwa penyakit menular memang bisa menyebar dari tikus ke manusia.

Namun, bukan berarti hepatitis dari tikus akan menjadi wabah dalam waktu dekat. Adalja berkata bahwa pasien tersebut merupakan pasien transplantasi hati yang harus memakan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuhnya agar tidak menolak organ baru. Hal ini mungkin membuat pria tersebut lebih rentan terhadap virus daripada kebanyakan orang.

Lalu walaupun pria Hongkong tersebut menjadi orang pertama yang didokumentasikan terinfeksi hepatitis E tikus, Adalja berkata bahwa ini mungkin bukan pertama kalinya dalam sejarah.

Dia pun berkata agar tes diagnostik untuk hepatitis memperluas cakupannya dan memasukkan strain-strain hepatitis lainnya. Siapa tahu hal ini bisa menyelesaikan kasus-kasus hepatitis yang tidak terjelaskan, ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau