KOMPAS.com - Tikus kota atau tikus rat berkurang di perkotaan karena hadirnya kucing. Mungkin anggapan itulah yang melekat di pikiran kita, namun benarkah demikian?
Menurut sekelompok ilmuwan yang mendokumentasikan interaksi antara kucing dan tikus rat, fakta di lapangan berbeda dengan pandangan umum. Bahkan, studi mereka menyebut bahwa kucing bukan pemangsa tikus rat yang andal.
Para ahli dalam studi ini memantau perilaku dan gerakan dari microchip tikus rat di hadapan kucing yang tinggal dalam satu area. Ternyata, tikus rat sangat lincah dalam menghindari kucing dan ahli hanya mencatat ada dua tikus rat yang mati ditangkap kucing dalam 79 hari.
Baca juga: Bisa Melihat di Malam Hari, Ini yang Sebenarnya Terjadi pada Tikus
Dalam laporan yang terbit di Frontiers in Ecology and Evolution, studi ini menambah bukti bahwa kucing tidak bisa mengontrol tikus rat di perkotaan. Hal ini lebih sulit dilakukan dibanding menggunakan kucing untuk mengancam burung atau satwa lainnya.
"Seperti setiap mangsa, tikus rat menghindari risiko predasi. Saat bertemu kucing, mereka membuat dirinya sulit terlihat dan memilih menghabiskan banyak waktu di liang. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah menggunakan kucing untuk mengontrol jumlah tikus rat di kota sepadan dengan risiko yang diakibatkan kucing terhadap satwa lain," kata pemimpin penelitia Dr. Michael H. Parsons di Fordham University.
Diwartakan Phys.org, Kamis (27/9/2018), studi yang dilakukan ahli dari Australia dan AS menemukan bahwa kucing lebih menyukai mangsa yang lebih kecil dan lebih lemah, seperti burung atau tikus got yang berukuran lebih kecil.
"Hingga saat ini belum ada data tentang jumlah tikus rat kota yang dibunuh kucing. Namun data tentang efek kucing pada satwa liar kecil sudah jelas," kata rekan penulis Michael A. Deutsch dari Arrow Exterminating Company Inc.
Saat kucing liar menyerbu pusat daur ulang limbah New York City, para ahli mengambil kesempatan itu untuk mengumpulkan informasi.
Tim sebelumnya telah mempelajari kelompok tikus rat yang jumlahnya lebih dari 100 ekor dengan michrochip. Saat kucing memasuki area penelitian, ahli mengatur kamera perekam menjadi motion-capture untuk mengukur reaksi kucing pada tikus rat. Pengamatan ini adalah yang pertama dilakukan dalam lingkungan alami.
"Kami ingin tahu apakah kehadiran kucing memengaruhi jumlah tikus rat. Kami juga penasaran apakah kehadiran kucing memiliki efek pada perilaku dan gerakan tikus," ujar Parsons.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.