Misalnya saat pesawat ada di ketinggian 5.500 meter, penumpang akan mengalami tekanan sebesar 3,3 kilogram per inci persegi dan bisa jatuh pingsan dalam waktu 30 menit.
Jika ketinggian kabin tidak dipertahankan di bawah 3.000 meter, hal tersebut akan menimbulkan berbagai efek. Munculnya gas di teliga tengah, sinus, saluran pencernaan meluas yang berakibat pada pendarah di telinga dan hidung.
Saat ketinggian naik, suhu dan kadar oksigen akan menurun. Perubahan ini akan membuat radang dingin, hipotermia, dan kekurangan oksigen dalam darah yang menyebabkan hipoksia.
Di antara berbagai pedoman yang diterapkan petugas dan maskapai penerbangan, salah satunya melibatkan dafatr tugas kru.
Untuk Boeing 737, dalam keadaan normal ada 12 tahapan yang harus dilakukan pilot, mulai dari pra penerbangan, sebelum mesin dinyalakan, setelah mesin dinyalakan, sebelum lepas landas, setelah tinggal landas, turun, mendekati bandara, mendarat, setelah mendarat, mesin dimatikan, hingga pesawat aman.
Tak jarang maskapai penerbangan menambahkan lebih banyak tugas ke daftar pedoman dasar itu.
Baca juga: Apa yang Terjadi bila Pesawat Dipenuhi Orang Sakit? Ahli Jelaskan
Menurut laporan The Indian Express, Jumat (21/9/2018), saat pesawat Jet Airways ada di ketinggian lebih dari 3.300 meter, "bleed air" belum dinyalakan setelah tinggal landas karena kelupaan kelalaian pilot.
Dalam kasus seperti ini, kemungkinan penyebabnya adalah kegagalan kru untuk bertindak sesuai instruksi.
Menteri Penerbangan Sipil Suresh Prabhu telah memerintahkan untuk audit keselamatan menyeluruh terkait kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.