"Kami telah mengetahui untuk waktu yang lama bahwa serotonin adalah molekul evolusi purba (bahkan tanaman memilikinya). Penelitian ini menunjukkan pada kita bahwa salah satu jalan pemrosesan serotonin adalah di sinapsis otak yang juga cukup tua, seperti fungsinya sebagai pengatur perilaku sosial," imbuhnya.
Dolen mengatakan, penelitian ini menunjukkan bahwa pada spesies sosial seperti gurita, mekanisme otak terkait perilaku sosial mungkin telah ditekan.
Sayangnya, beberapa ahli tidak sepenuhnya yakin dengan kesimpulan tersebut. Salah satunya adalah Christine Huffard, dari Institut Riset Akuarium Monterey Bay.
Baca juga: Para Induk Gurita Berkumpul di Lepas Pantai Kosta Rika, Ada Apa?
"Ini adalah pendekatan yang sangat menarik untuk memahami evolusi interaksi hewan. Studi ini mendukung temuan sebelumnya bahwa interaksi antar-gurita dipengaruhi kondisi individu, termasuk paparan bahan kimia," kata Huffard.
"Namun, mengingat apa yang kita ketahui tentang interaksi gurita, penulis mungkin mengukur minat dalam agresi dan bukan apa yang kebanyakan orang anggap sebagai panggilan sosial yang ramah," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.