Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroba Misterius Bikin Es di Kutub Berwarna Merah Muda dan Mencair

Kompas.com - 17/09/2018, 20:36 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Pada saat ini, banyak lapisan es di Bumi yang berubah warna menjadi merah muda. Fenomena aneh ini disebabkan oleh ledakan populasi alga yang masih belum dimengerti sepenuhnya oleh para peneliti.

Namun, alga tidak hanya sekadar mengubah wajah Arktika, Antartika, Alpen, dan Himalaya saja. Ekosistem yang terdiri dari berbagai mikroba misterius ini juga mempercepat pencairan lapisan es.

Martyn Tranter, seorang pakar biogeokimia kutub di University of Bristol yang pertama kali menemukan mikroba misterius ini, diberi mandat untuk memimpin proyek Black and Bloom, sebuah proyek dengan jangka lima tahun yang bertujuan untuk menyelidiki mengapa lapisan es Greenland meleleh dengan cepat.

Baca juga: 3 Triliun Ton Es di Antartika Mencair dalam 25 Tahun, Apa Dampaknya?

Kepada National Geographic, Jumat (14/9/2018); dia mengatakan, temperatur yang menghangat saja tidak bisa menjelaskan mengapa melelehnya es menjadi semakin cepat. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk mengetahui semua pendorong yang membuat es meleleh.

Tranter dan kolega meyakini bahwa ledakan alga yang menutupi es Greenland dengan warna merah dan cokelat setiap tahunnya adalah salah satu pendorongnya.

Pasalnya, alga es ini merupakan organisme yang dapat memproduksi molekul tabir surya biologisnya sendiri. Hal ini dilakukan oleh alga untuk melindungi dirinya dari matahari musim panas Arktika yang bisa bersinar hingga 24 jam dalam sehari.

Namun, keberadaan alga ini menggelapkan permukaan es dan menurunkan albedo atau kemampuan es untuk memantulkan cahaya matahari. Akibatnya, es menyerap lebih banyak cahaya matahari dan meleleh dengan lebih cepat.

Baca juga: Populasi Penguin di Antartika Menurun Drastis Hingga 88 Persen

Joseph Cook, peneliti gletser dari University of Sheffield di Inggris Raya dan anggota Black and Bloom menyebutnya sebagai lingkaran setan.

“Semakin banyak panas berarti semakin banyak pencairan, yang artinya lebih banyak area untuk alga bertumbuh. Ini membuat es menjadi lebih gelap dan lebih cepat mencair,” ujarnya.

Pencairan ini bukan hanya masalah Greenland.

Lapisan es di area ini merupakan es terbesar di Belahan Bumi Utara. Setiap tahunnya, 270 miliar ton es di Greenland mencair karena pemanasan global dan menaikkan permukaan air laut global.

Kecepatan pencairan ini semakin cepat dari tahun ke tahun; dan bila semuanya meleleh, maka permukaan air laut global akan naik enam meter.

Menurut prediksi para pakar, dampaknya akan terasa di seluruh dunia, mulai dari New York, Shanghai, Miami, serta kota-kota di Bangladesh dan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau