KOMPAS.com – Sebuah studi pernah melaporkan China merupakan negara pembuat bir paling awal, dibuktikan dengan temuan alat pembuat bir berusia 5.000 tahun. Tapi, temuan yang dilakukan para arkeolog Stanford University mungkin akan mengubah sejarah pembuatan bir.
Saat tim mengeksplorasi gua Raqefet, situs pemakaman orang Natufia yang terletak di Israel, mereka menemukan sebuah lumpang batu berusia 13.000 tahun. Setelah dianalisis, lumpang batu itu menyimpan residu praktik pembuatan bir di masa lalu.
Dalam laporan yang terbit di Journal of Archeological Science: Report,ahli membuktikan pembuatan bir sudah dilakukan jauh sebelum manusia mampu menanam sereal dan mengolahnya menjadi roti.
Baca juga: Menurut Sains, Bir Bisa Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan. Benarkah?
"Temuan ini menambah catatan alkohol tertua buatan manusia di dunia," kata Li Liu, seorang profesor arkeologi dari Jurusan Budaya China, Stanford University dikutip ZME Science, Kamis (13/09/2018).
Seperti kita tahu, pertanian telah menghantarkan manusia ke zaman baru dalam perkembangan evolusi kita. Sejak bisa menyimpan cadangan makanan dan tinggal di rumah permanen, manusia bebas melakukan berbagai kegiatan, termasuk membuat bir.
Meski begitu, praktik pembuatan bir yang ditemukan di Israel itu sudah terjadi sebelum manusia melakukan cocok tanam atau dengan mudah mendapatkan aneka biji-bijian.
"Temuan ini menunjukkan bahwa pembuatan alkohol tidak melulu dilakukan saat manusia mengenal bertani. Orang Natufia sudah membuat bir jauh sebelumnya dan digunakan untuk keperluan ritual dan kebutuhan spiritual, setidaknya sampai batas tertentu, sebelum pertanian," kata Liu.
Kesimpulan Liu itu didapat setelah ia bersama tim melakukan penyelidikan terhadap orang Natufia dan kehidupan mereka di masa lalu.
Mereka menemukan bukti pembuatan roti tertua dari situs Natufia di Yordania berumur sekitar 11.600 hingga 14.600 tahun. Sementara, bukti pembuatan bir yang baru ditemukan diprediksi berusia sekitar 11.700 sampai 13.700 tahun.
Jiajing Wang yang juga rekan peneliti Liu berkata, bir bikinan kaum Natufia sangat berbeda dengan bir buatan China kuno atau bir yang ada di pasaran saat ini. Bir dari Israwl ini justru lebih mirip bubur atau oat encer.
Wang beserta timnya yakin, bir yang mirip bubur itu dibuat dalam tiga tahapan.
Pertama, masyarakat mengubah pati gandum atau jelai menjadi malt dengan menumbuhkan biji-bijian dalam air sebelum mengeringkan dan menyimpannya.
Kedua, malt akan dihaluskan dan dipanaskan. Terakhir, seluruh ramuan dibiarkan berfermentasi dengan ragi liar dari udara.
Untuk menguji hipotesis mereka, para ahli membuat ulang setiap langkah yang mungkin dilakukan para Natufia untuk membuat bir. Tim kemudian membandingkan pati mereka, yang berubah selama proses pembuatan bir, ke varietas kuno yang ditemukan di gua.
Hasilnya menunjukkan kemiripan yang sangat jelas. Terlebih lagi, mortar batu kuno memiliki keausan dan tanda yang serupa dengan peralatan yang digunakan di lab untuk menumbuk dan menghancurkan biji-bijian gandum.
Temuan ini menunjukkan bahwa pembuatan bir adalah bagian penting dari ritual kaum Natufia, yang budayanya memasukkan inovasi teknologi yang cukup canggih dan hierarki sosial.
Baca juga: Agar Asam Urat Tak Kambuh, Hindari Minum Bir
Tim arkeolog berpendapat, belakangan pembuatan bir menjadi sesuatu yang "mainstream" dan tidak istimewa lagi. Terlebih karena mudahnya mendapatkan biji-bijian setelah munculnya pertanian.
Sangat Menarik untuk membayangkan bagaimana bir hadir mendahului roti dan bahkan dalam beberapa budaya mungkin telah menjadi satu hal yang menginspirasi pembuatan sereal ke depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.