Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Penyebab Tsunami Tertinggi Keempat Abad Ini

Kompas.com - 11/09/2018, 17:08 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tiga tahun yang lalu (17/10/2015), pernah terjadi tsunami yang sangat langka dan ekstrem di Icy Bay, Alaska.

Secara umum, tsunami ini terjadi akibat dari longsornya 180 juta ton batu dari gletser Tyndall yang kemudian jatuh di teluk Taan, Icy Bay, Alaska dan menyebabkan gelombang setinggi kira-kira 182 meter.

Bencana ini merupakan tsunami tertinggi keempat yang pernah tercatat dalam abad ini.

Sumber bencana yang terkait dengan mencairnya gletser menunjukkan bahwa peristiwa ini mungkin memiliki hubungan dengan iklim yang memanas. Sebuah studi terbaru bahkan secara gamblang menyebutnya "bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim".

Baca juga: Belajar dari Mentawai, Mewaspadai Tsunami yang ?Senyap?

"Tanah longsor seperti ini kemungkinan akan terjadi lagi jika gunung gletser terus menyusut dan permafrost mencair," kata ahli geologi, Bretwood Higman dari Ground Truth Trekking, dalam laporannya di Nature Scientific Reports.

Batu yang longsor dari gletser Tyndall turun dengan kecepatan 96,5 kilometer per jam, disambut dengan kondisi teluk Taan yang terbatas, menyebabkan lahirnya gelombang raksasa selama 60 detik.

Dan Shugar, ahli bumi dari University of Washington, juga mengibaratkan peristiwa ini seperti menjatuhkan bola bowling ke dalam bak mandi.

“Air bisa berangkat ke setiap sisi bak mandi. Tapi ketika menyentuh sisi bak mandi, air tidak bisa pergi lagi. Jadi satu-satunya cara adalah menaiki ke sisinya," jelas Shugar seperti yang dikutip dari Science Alert Kami (07/09/2018).

Menurut Shugar, teluk Taan sendiri merupakan hasil dari perubahan iklim yang terjadi.

Baca juga: Kapsul Ajaib Ini Diklaim Mampu Selamatkan Manusia dari Tsunami

“40 tahun yang lalu, teluk Taan tidak ada sama sekali. Daerah tersebut diisi dengan es," ujar Shugar.

Ia menambahkan adanya fenomena lain yang tampak akibat dari perubahan iklim, yaitu pada gletser Tyndall yang menurutnya sudah mengalami pencairan sejak tahun 1961 hingga 1991 sebanyak 16 kilometer.  

Untuk meninjau seberapa serius peristiwa ini, tim penliti mengumpulkan data dari lokasi tsunami 2015 dengan menggunakan jejak yang ditinggalkan, seperti fragmen kayu, tanah dan bebatuan, dan menjelajahi jejak vegetasi yang ada.

Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini. Namun, Shugar mengkhawatirkan berulang kembalinya perisitiwa ini di masa depan akan memakan korban. Ia mencontohkan dengan tsunami serupa yang terjadi di Greenland dan menewaskan empat orang warga sekitar.

"Beberapa tanah longsor yang sangat besar telah terjadi di daerah yang mengalami degenerasi cepat di seluruh dunia, dan memicu gelombang tsunami besar ketika mereka mencapai teluk atau fjord," ungkap Martin Luthi, ahli geografi dari the University of Zurich, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Tsunami dan longsoran bukanlah satu-satunya bahaya yang disebabkan oleh mencairnya gletser akibat perubahan iklim. Gunung gletser yang mencair juga dapat menciptakan sebuah danau, dan ketika danau ini meluap, akan terus mengalir ke bawah lereng gunung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com